Sektor Pertanian Sulsel Terancam Redup, Digital Farming Jadi Solusi

  • Bagikan
k Indonesia Sulawesi Selatan menggelar Bincang Ekonomi Sulsel 2023 bertajuk "Peluang dan Tantangan Implementasi Digital Farming Dalam Mendorong Produktivitas Sektor Ekonomi di Sulawesi Selatan” di Grand Ballroom Hotel UNHAS Selasa (24/10/2023)

Melihat kondisi tersebut, diperlukan suatu strategi yang kiranya dapat mendorong sektor pertanian Sulsel untuk dapat berkembang dan berkontribusi lebih baik, salah satunya yaitu mengimplementasikan teknologi pertanian dan Teknik digital farming.

“Melalui digital farming, petani diharapkan dapat meningkatkan akurasi dan presisi dari penggunaan sumber daya pertanian dengan menghasilkan output yang optimal dengan bantuan otomasi IoT (internet of Things). Melalui peralatan IoT yang digunakan dapat mengatur waktu dan kuantitas irigasi, penggunaan pupuk, sesuai dengan faktor cuaca, keadaan tanah, faktor lainnya sesuai dengan kebutuhan tanaman secara akurat. Platform Digital juga dapat memperluas akses petani baik dari sisi akses permodalan maupun akses pasar,” jelas Firdauz.

Narasumber talkshow diseminasi LPP, Hikmatullah Insan Purnama dari Platform Agree Telkom menyatakan Riset yang dilakukan Telkom menyimpulkan Petani dapat meningkatkan Produktivitas sebesar 40 persen menurunkan penggunaan air dan nutrisi sebesar 40 persen, dan menurunkan 50 persen biaya operasional dengan menerapkan digital farming.

Sejalan dengan itu, narasumber praktisi digital farming dari PT Habibi Digital Nusantara, Irsan Rajamin menyatakan implementasi digital farming dari mitra platform tersebut secara rata-rata berhasil meningkatkan profit sebesar 67 persen dan produktivitas sebesar 19 persen.

“Capaian peningkatan produktivitas tersebut diperoleh karena petani dapat menghemat penggunaan sumber daya seperti Air, pupuk, dan saprodi oleh karena petani dapat menggunakan data yang diperoleh dari perangkat,” ucap Irsan

Lebih jauh teknologi digital IoT berguna juga untuk memenuhi kebutuhan tanaman secara akurat. Sehingga, petani tidak lagi menggunakan intuisi semata dalam melakukan budidaya.

Namun demikian, terdapat sejumlah tantangan dalam mengimplementasikan digital farming, khususnya di wilayah Sulawesi Selatan. Adanya kendala konektivitas dari petani yang tinggal di wilayah yang belum dapat dijangkau oleh sinyal BTS jaringan telekomunikasi, masih rendahnya literasi digital petani, perlunya pendampingan yang intensif pada awal mula penerapan digital farming, serta diperlukannya sinergi lintas Lembaga untuk memajukan sektor pertanian.

  • Bagikan