BARRU, BACAPESAN.FAJAR.CO.ID – Memasuki satu dekade penyelenggaraan program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), respon positif banyak diberikan oleh masyarakat. Antara lain pengalaman mereka dalam mendapatkan layanan kesehatan yang lebih mudah, cepat dan perlakuan yang setara.
Eka Pratiwi (29) salah satu masyarakat Indonesia yang telah merasakan banyak manfaat dengan adanya program JKN. Ia dan keluarganya terdaftar sebagai peserta JKN pada segmen Pekerja Penerima Upah (PPU).
Ditemui Tim Jamkesnews saat berkunjung ke Mal Pelayanan Publik Kabupaten Barru, ibu dua anak ini menceritakan pengalamannya saat mengakses layanan kesehatan sebagai peserta JKN.
Ia mengaku sebelumnya sudah terdaftar sebagai peserta JKN saat BPJS Kesehatan masih bernama PT ASKES (Persero) dan menjadi tanggungan orang tuanya. Eka kemudian mendaftarkan diri sebagai peserta JKN pada segmen Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU) tepat setelah dirinya menikah.
“Syukurnya sekarang karena jaminan kesehatan saya dan keluarga sudah ditanggung oleh tempat saya bekerja, iurannya sudah dibayarkan setiap bulan jadi tidak perlu khawatir lupa membayar,” tutur Eka.
Eka berprofesi sebagai frontliner PT Bina Jasa Abadi Karya di Kabupaten Barru sejak tahun 2021. Ia telah menggunakan layanan program JKN, mulai dari pemeriksaan kehamilan hingga proses persalinan kedua anaknya.
Program JKN merupakan program pemerintah yang tidak hanya memberikan kepastian jaminan kesehatan yang menyeluruh bagi seluruh rakyat Indonesia tapi juga menjadi pegangan sebagai bentuk antisipasi menghadapi kesulitan pembiayaan ketika sedang sakit.
Eka melahirkan kedua anaknya di luar domisili tempat ia tinggal yakni di Kota Makassar. Selama menjalani perawatan, tidak ada biaya yang ia keluarkan dan proses administrasinya sangat mudah.
“Program JKN ini benar-benar menjadi pelindung bagi saya dan keluarga, tidak hanya dari segi kesehatan tapi juga dari segi finansial. Apa lagi kalau memikirkan biaya melahirkan pasti membutuhkan biaya yang besar, tapi betapa senangnya kami karena semua biaya sudah ditanggung oleh BPJS Kesehatan,” tutur eka.
Proses pemulihannya setelah melahirkan tergolong cepat, ia hanya dirawat selama tiga hari dan sudah bisa pulang dengan keadaan sehat. Eka merasa lega karena pelayanan yang ia dapatkan benar-benar memuaskan, sangat berbeda dengan kabar miring yang biasa ia dengar.
“Awalnya saya khawatir, karena saya pernah mendengar kalau pelayanan untuk peserta BPJS Kesehatan itu dibedakan dengan pasien umum, tapi setelah saya merasakan langsung ternyata tidak ada perbedaan sama sekali, perawatnya sangat ramah dan tulus merawat,” tambahnya.
Meskipun setiap bulannya Eka telah rutin melakukan pembayaran iuran yang langsung dipotong dari gajinya setiap bulan, ia berharap agar ia dan keluarganya selalu sehat sehingga tidak perlu memanfaatkan, cukup untuk proses persalinan saja.
Eka juga mengacungi jempol aplikasi Mobile JKN yang gencar digaungkan oleh BPJS Kesehatan. Ia telah melihat berbagai fitur yang memberikan kemudahan layanan seperti perubahan data peserta hingga fitur kartu digital.
“Saat saya sudah harus dirawat inap karena sudah waktunya bersalin, yang saya perlihatkan hanyalah kartu digital pada Aplikasi Mobile JKN. Menurut saya ini sangat memudahkan, karena terkadang kita lebih mau ketinggalan dompet dari pada harus ketinggal telepon genggam,” tambahnya.
Di akhir perbincangan Eka berharap agar program JKN dapat terus berlanjut dalam memberikan jaminan kesehatan bagi masyarakat Indonesia dan terus mengembangkan inovasi yang memberikan kemudahan kepada pesertanya.
“Semoga Program JKN dapat terus berlanjut, memberikan pelayanan terbaiknya sehingga seluruh lapisan masyarakat mendapatkan jaminan kesehatan yang sama,” tutup Eka. (***)