PAREPARE, BACAPESAN.FAJAR.CO.ID – Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) merupakan program pemerintah yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dalam bidang kesehatan. Program yang dikelola oleh BPJS Kesehatan ini diharapkan mampu menghilangkan kekhawatiran masyarakat akan pembengkakan biaya kesehatan, ketidakpastian harga obat dan berbagai spekulasi yang timbul karena mengakses pelayanan kesehatan.
Hadirnya Program JKN telah banyak memberikan manfaat kepada seluruh lapisan masyarakat. Tidak sedikit masyarakat yang tertolong dan merasakan berbagai manfaat karena sudah terdaftar sebagai peserta JKN.
Samsul Bahri (59) salah satu masyarakat yang telah merasakan manfaat dari Program JKN. Pengalamannya tersebut ia ceritakan saat ditemui oleh tim Jamkesnews di salah satu Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) di Kota Parepare, Selasa (07/10).
Pria paruh baya yang kerap disapa Samsul ini terdaftar pada segmen Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU) sejak awal tahun 2023. Ia mengaku jika menjadi peserta JKN merupakan hal yang wajib dan sangat penting untuk dimiliki oleh setiap masyarakat.
“Menjadi peserta JKN bagi saya sangat penting demi menjamin kesehatan. Sebelumnya, saya selalu merasa khawatir tentang kemungkinan biaya besar yang mungkin timbul jika ada mendadak sakit. Namun, sejak menjadi peserta JKN, kami merasa jadi lebih aman,” ungkap Samsul.
Ia bercerita jika tiga bulan terakhir rutin menggunakan kartu JKN untuk pengobatan matanya. Ia bersyukur bisa menjadi bagian dari program mulia ini, karena tidak perlu memikirkan berapa banyak biaya yang harus disiapkan.
“Alhamdulillah selama tiga bulan ini menggunakan kepesertaan JKN untuk pemeriksaan hingga operasi mata kiri saya. Semoga saja kami sekeluarga selalu diberi kesehatan sehingga tidak perlu menggunakannya untuk penyakit lain,” tutur Samsul.
Semua dimulai ketika ia mulai merasa tidak nyaman dengan matanya yang berakibat penglihatan buram. Samsul segera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan tempatnya terdaftar yang bekerja sama dengan BPJS Kesehatan. Proses pemeriksaan berjalan cepat, dan ia segera mendapatkan rekomendasi untuk menjalani operasi mata.
“Hal yang selalu membuat saya sangat khawatir adalah biaya operasi mata yang mungkin sangat tinggi. Namun, dengan program JKN ini, biaya operasi mata dan perawatan selama masa pemulihan sepenuhnya telah ditanggung oleh BPJS Kesehatan. Ini benar-benar membuat saya merasa lebih lega dan fokus pada proses penyembuhan,” ungkapnya.
Setelah menjalani operasi, Samsul merasakan perubahan yang luar biasa dalam penglihatannya. Kini ia dapat melihat dengan lebih jelas dan nyaman.
Ia menilai BPJS Kesehatan benar-benar memperlihatkan upayanya dalam memberikan pelayanan yang terbaik kepada pesertanya. Saat ia berkunjung ke rumah sakit, dirinya diedukasi terkait Aplikasi Mobile JKN, ia mengacungi jempol karena banyak hal yang bisa diakses dengan satu aplikasi.
“Kini semua ada dalam genggaman, cukup dengan mengunduh Aplikasi Mobile JKN kita sudah bisa melakukan pendaftaran, cek status kepesertaan, iuran, pindah faskes, skrining kesehatan hingga sampai perubahan data,” puji Samsul.
Melalui Program JKN, Samsul bisa berbagi kepada sesama dengan tetap menjaga kesehatan. Menurutnya, menjadi peserta JKN secara tidak langsung ia bisa bersedekah.
“Jika kita sehat, maka iuran yang sudah dibayarkan bisa digunakan untuk biaya kesehatan mereka yang sakit. Seperti itulah prinsip gotong rotong yang sering saya dengar tentang BPJS Kesehatan,” tambahnya.
Pengalaman operasi mata Samsul merupakan contoh nyata bagaimana program ini membantu masyarakat Indonesia mendapatkan perawatan kesehatan yang berkualitas, tanpa harus merasa terbebani oleh biaya.
Di akhir wawancara, Samsul menyampaikan harapannya ke depan untuk Program JKN, ia berharap semakin banyak masyarakat yang menyadari akan pentingnya Program JKN yang dikelola oleh BPJS Kesehatan.
“Semoga BPJS Kesehatan dapat terus berlanjut dalam memberikan layanan terbaiknya kepada masayarakat Indonesia. Karena program JKN tidak hanya dibutuhkan oleh masyarakat tidak mampu, namun dibutuhkan juga oleh kalangan menengah ke atas,” tutupnya. (***)