PINRAMG, BACAPESAN.FAJAR.CO.ID – Anak adalah salah satu anugerah yang paling berharga bagi orang tuanya. Namun ketika seorang anak sakit, itu dapat menjadi tantangan yang berat khususnya bagi ibu dan anak itu sendiri.
Setiap ibu tahu betapa sulitnya membesarkan anak, apalagi ketika anak mengalami masalah kesehatan. Kisah inilah yang diceritakan oleh Sulpiana (37), seorang ibu yang berusaha menjaga kesehatan anaknya dengan mengandalkan Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).
Program JKN hadir sebagai solusi yang tepat untuk mengurangi beban finansial kesehatan dengan memberikan jaminan biaya kesehatan yang terjangkau. Masyarakat yang telah terdaftar sebagai peserta JKN dapat mengakses layanan kesehatan yang dibutuhkan dengan berbagai kemudahan yang ditawarkan.
Ibu rumah tangga yang memiliki empat anak ini, amat bersyukur karena bisa menjadi peserta JKN tanpa harus membayar iuran setiap bulan karena telah masuk dalam tanggungan Pemerintah Daerah Kabupaten Pinrang.
Terdaftar sebagai peserta JKN pada segmen Penerima Bantuan Iuran (PBI), Sulpiana mengaku telah rutin mengakses layanan kesehatan dengan memanfaatkan kepesertaan JKN yang ia miliki.
Ia bercerita kepada Tim Jamkesnews bahwa dirinya sangat terbantu dengan adanya program pemerintah ini. Sulpiana telah memanfaatkan Program JKN saat hamil hingga melahirkan anak ke empatnya, Haerullah yang kini telah berusia empat tahun.
“Program JKN ini sangat membantu utamanya dari segi finasial, apa lagi anak keempat saya ini punya riwayat kejang saat demamnya lagi tinggi. Kalau dihitung-hitung dia sudah beberapa kali menjalani rawat jalan dan rawat inap, syukurnya semua biayanya ditanggung oleh BPJS Kesehatan,” ungkap Sulpiana, Kamis (09/11).
Sulpiana harus melakukan perjalanan jauh ke rumah sakit setiap kali Haerullah memerlukan penanganan dokter. Namun, ia tidak pernah menyerah, Sulpiana menjalani hari-harinya dengan rasa tanggung jawab yang besar dan cinta yang mendalam terhadap anaknya.
“Rasa cemas dan takut sering kali muncul ketika anak saya demam tinggi hingga akhirnya kejang. Tanpa pikir panjang, saya langsung melarikan ke puskesmas untuk mendapat penanganan yang cepat. Biasanya dari puskesmas yang merujuk ke rumah sakit setelah diberikan obat karena jarak rumah kami ke rumah sakit berkisar 37 kilometer. Pastinya saya tidak mau ambil risiko, takut anak saya ada apa-apa,” tuturnya.
Saat anaknya dirawat di salah satu rumah sakit pemerintah di Kabupaten Pinrang, ia merasakan pelayanan yang diberikan sangat memuaskan. Tidak ada perbedaan perlakuan yang ia rasakan jika dibandingkan dengan pasien umum.
“Meskipun kami terdaftar sebagai peserta JKN yang gratis, tapi perawat maupun dokter yang menangani sangat baik, mereka terlihat tulus merawat anak saya tanpa memandang status ekonomi,” tambahnya.
Setelah bertahun-tahun anaknya mendapatkan perawatan, mulai dari kamar perawatan, konsultasi dokter hingga obat-obatan yang dikonsumsi, ia dapatkan secara gratis karena telah masuk ke dalam jaminan Program JKN.
Hal ini secara tidak langsung memberikan jaminan finansial kepada keluarga Sulpiana, mereka tidak perlu menghawatirkan biaya pelayanan kesehatan yang mahal dan bisa fokus merawat Haerullah. Ia juga menyampaikan harapan besarnya agar Program JKN dapat terus berlanjut memberikan pelayanan menyeluruh kepada masyarakat Indonesia.
“Semoga semakin banyak masyarakat yang tergolong kurang mampu seperti kami ini bisa merasakan manfaat dari Program JKN. Kami merasa ini sebagai bentuk perhatian pemerintah, dengan memberikan jaminan kesehatan,” tutupnya.
Pengalaman Sulpiana adalah bukti nyata tentang bagaimana Program JKN telah memberikan perlindungan finansial dan akses pelayanan kesehatan yang sangat diperlukan. Melalui pengalamannya, dia telah menunjukkan bahwa Program JKN bukan hanya tentang layanan kesehatan, tetapi juga tentang pemeliharaan kesejahteraan masyarakat Indonesia. (***)