MAKASSAR, BACAPESAN.COM – Bank Indonesia (BI) Sulawesi Selatan sukses membawa 11 UMKM tembus ke pasar global lewat event Anging Mammiri Business Fair (AMBF) yang digelar di hotel Claro Makassar 8-9 November 2023.
11 UMKM yang berhasil bertemu buyer luar negeri dan akan go internasional antara lain CV Morisama Sejahtera Indonesia dengan komoditi sambal dan CV Aroma Sultan Anugrah dengan komoditi kemiri yang bertemu dengan PT Golden Niaga Internasional sebagai buyer yang berasal dari Australia. Nilai investigasi kedua perusahaan masing-masing Rp100 Juta.
Berikutnya PT Coconut Internasional Indonesia dengan komoditi briket dan CV Bachis Indonesia dengan komoditi keripik pisang yang bertemu dengan Coco Joker Hediyelik Esya buyer dari Turkiye dengan nilai investasi masing masing Rp 23 Miliar dan Rp400 juta. Ada jiga PT Kopi Luwak Malino dengan komoditi kopi yang bertemu Mr. Roy Karuntu buyer dari Singapura dengan nilai investasi Rp200 juta.
Ada juga PT May Indo Commodity dengan komoditi kopi yang bertemu dengan PT. Indonesia Iran Trade Center, buyer dari Iran dengan nilai investasi Rp648 juta. Selanjutnya PT Coconut Internasional Indonesia dengan komoditi yang The Nipah berhasil bertemu buyer PT Delta Logam Mulia dari India dengan nilai investasi Rp 760 juta.
Selanjutnya ada CV Leluhur dengan komunitas kopi yang bertemu buyer PT. Golden Coffee Bean dari Mesir dengan nilai investasi 3,1 Miliar. Terakhir CV Lars House komoditi rumput laut, Fenisa05 komoditi fashion, dan Yuyun Nailufar komoditi fashion bertemu Nusantara Fashion House buyer dari Malaysia dengan nilai investasi masing-masing Rp153 juta, Rp130 juta dan Rp130 juta.
Dari keseluruhan UMKM yang berhasil bertemu dengan buyer dari luar negeri berhasil merampungkan nilai investasi sebanyak Rp28,7 Miliar.
Deputi Direktur BI Sulsel M. Firdauz Muttaqin mengungkapkan dibanding tahun lalu yang menyumbang transaksi dengan nilai investasi Rp 5,7 Miliar, transaksi di tahun ini delapan kali lebih banyak.
“Kita bersyukur bisa menyelesaikan acar yang berlangsung selama dua hari ini. Di tahun ini AMBF membawa tema ‘A Journey to be a Global Player’ dimana sedikitnya 24 exibitor dari berbagai negara hadir,” ujarnya.
Firdauz juga mengungkapkan tahun ini pihaknya menghadirkan berbagai UMKM yang bermutu juga berkualitas, “Ini sangat penting karena pasar ekspor membutuhkan produk berkualitas tidak hanya Indonesia tetapi seluruh dunia,” pungkasnya.
Bahkan menurut dia, saat ini pasar UMKM telah naik kelas, buyer dari luar negeri tidak hanya mencari komoditi atau bahan mentah tetapi juga komoditi olahan,
“Seperti misalnya sambal, kita tidak menyangka sambal orang Sulsel yang terkenal pedas mampu menarik buyer Australia. Namun tentu dengan berbagai modifikasi yang sesuai dengan standar mereka,” ungkapnya. (*)