AKSI : Pertumbuhan Industri Kopi Meningkat Dalam 4 Tahun Terakhir 

  • Bagikan
Jakarta International Coffe Conference (JICC) yang digelar di Sarinah pada Sabtu (18/11).

Gusti mencontohkan di Vietnam dengan luas lahan yang jauh lebih kecil dari Indonesia, tetapi negara itu menjadi penghasil kopi nomor dua terbesar di dunia.

“Ini menjadi refleksi diri bagi pemerintah, Indonesia yang memiliki lahan yang sangat luas hampir mencapai 2 juta kilo meter persegi, namun secara produktivitas kopi tertinggal jauh dari Vietnam yang hanya memiliki luas tak sampai 350 ribu kilometer persegi,” lanjut Gusti menambahkan.

Di sisi lain, salah satu eksportir Yuanita Rachma mengatakan baik kuantitas maupun kualitas industri kopi Indonesia telah diperhitungkan oleh negara-negara penghasil kopi dunia.

Menurutnya, ada kopi Indonesia yang dihargai senilai 86 USD/pound dan menjadi negara yang dipertimbangkan oleh negara lain untuk mengimpor kopi.

Dia berharap JICC di Sarinah Jakarta bisa membuat para pegiat kopi, pemerintah, dan pihak terkait dapat mengetahui perkembangan terkini dari regulasi dibidang kopi yang baru diterbitkan.

Karena, sejauh ini, permintaan cukup tinggi dari negara-negara di kawasan Asia dan Eropa. “Swiss selalu melakukan permintaan kopi luwak, Jepang selalu mengimpor kopi jenis longberry dan komasti. Begitu juga Korea akan mulai mengimpot kopi dari Indonesia pada Desember 2024,” papar Yuanita.

“Kami telah melakukan pengiriman kopi ke negara Jerman, Malaysia, Amerika serikat, Lebanon serta beberapa negara lainnya,” ujar Yuanita.(jpnn)

  • Bagikan

Exit mobile version