“Beberapa harga ini harus ditangani, makanya kami bawa Tim Inflasi. Karena Senin dan Selasa kami daerah secara serentak (melaporkan). Setelah ini kami tindaklanjuti dengan operasi pasar segera supaya komoditi yang harganya ada kenaikan misalnya gula, jika tersedia stok dari pemerintah untuk segera diturunkan,” paparnya.
Untuk itu, jika selama ini telah dilakukan program tanam cabai, namun karena masih tingginya permintaan, harga juga masih sangat tinggi. Sehingga tahun depan, pihaknya berencana untuk memasifkan penanaman cabai, tidak hanya imbauan tetapi memberikan bibit gratis, direncanakan sebanyak 50 juta bibit.
“Kalau tidak, nanti ganti gubernur begitu lagi diskusinya karena persoalan cabai. Malu kita urusan cabai tidak bisa kita selesaikan. Saya minta juga untuk bupati dan wali kota serta Forkopimda untuk gerakan yang lebih agresif,” imbuhnya.
Pedagang pun terpaksa menaikkan harga, karena faktor harga beli di petani mereka juga tinggi, selain permasalahan stok.
“Untuk cabai merah sekarang Rp45 ribu per kg turun dari Rp50 ribu, cabai keriting masih sama dengan pekan lalu Rp50 ribu per kg, sedangkan cabai rawit dari Rp60 ribu per kg menjadi Rp80 ribu. Kalau tomat Rp8 ribu per kg dari Rp5 ribu per kg,” jelas salah seorang pedagang, Amir.
Sementara itu harga bawang merah Rp23 ribu per kg dan bawang putih Rp35 ribu per kg.
“Saya beli tadi bawang merah Rp15 ribu setengah kg, tapi ini memang pilihan yang biasa cuma Rp12 ribu per kg, tapi apa-apa sekarang harga naik, harapannya normal,” kata salah seorang warga, Sukmawati.
Untuk mengatasi inflasi di pasar tersebut juga dilaksanakan pasar murah, dengan harga jauh dibawah harga pasar.(*)