Dari segi kualitas tenaga pendidik, dirinya melihat sangat kurang tenaga pendidik yang sesuai dengan yang diharapkan.
“Untuk kualitas tenaga pendidik, saya selama 22 di lebih di dunia pendidikan sangat kesulitan mencari guru berkualitas dan sesuai standar yang ingin di ajarkan, sebab perguruan tinggi belum menyiapkan yang sesuai standar. Kampus hanya menghadirkan sarjana yang masih membutuhkan training. Bahkan temuan saya di sekolah islam, calon guru quran hanya lulus di jilid 3 dan 4 sedang standar jilid kita ada 9. Nah itu saya melihat berapa lemahnya pendidikan quran. Cuma memang di pelajaran lain tidak di temukan standar tersebut,” ungkapnya.
“Terus terjadi semacam pembiaran, mungkin banyak yang menganggap itu bukan sesuatu yang penting untuk dilakukan, sehingga saya ingin melakukan perubahan dari segi pendidikan terutama di jenjang SD SMP dan SMA yang umum milik pemerintah. Saya bahkan mendapati banyak siswa SMA tidak memiliki rencana masa depan, wajar saja mereka tidak bisa melakukan apa apa. Apa yang terjadi di negeri kita sepertinya kita sibuk sendiri melakukan hal tidak penting seperti administrasi di sekolah. Ini bukan hal yang begitu penting tetapi bagaimana mereka siap menjemput masa depan karena di era mereka 10-20 tahun lagi apa yang terjadi saat ketemu dengan sumber daya luar yang didik secara khusus maka akan sangat ketinggalan,” tambahnya.
Menurut Arafah hal ini juga berlaku untuk pekerjaan lain dimana ada ada gap yang jauh dan terjadi sekarang. “Misal sarjana bahasa Inggris, minimal B2 dan kebanyakan tidak sampai situ dan masih perlu training lagi. Nah jika training tidak dilakukan maka akan kewalahan bertemu anak lain di negara lain. Semakin tahun, semakin kesana semakin tinggi persaingan, ” jelasnya.
Arafah melihat, yang terjadi saat ini adalah kurangnya keseriusan pemerintah terhadap dunia pendidikan, kualitas guru tidak dipersiapkan sesuai trend dan hanya mengajar apa adanya. “Perusahaan tidak siap untuk menerima mereka, bahkan SDM yang dibutuhkan di sekolah adalah guru layak mengajar agar murid tidak kalah dan tidak hanya menjadi penonton,” ucapnya
“Apa yang terjadi saat ini guru tidak dipersiapkan. Asal punya gelar akhirnya mereka menganggur yang di butuhkan soft skill dan hard skill. Orang orang bertanggung jawab, bukan orang hanya berbicara materi, bagaikan akita bisa berkontribusi di tempat kita bekerja, itulah yang perlu disadarkan disadarkan ke generasi muda,” tambahnya.
Sebagai salah satu calon legislatif, Wakil Rakyat punya tanggung jawab besar. Hal. Ini yang akan di lakukan Arafah jika terpilih kelak. Menurutnya wakil rakyat harus serius memperhatikan pendidikan dan harus turun langsung melihat apa yang di butuhkan agar mampu memberi anggaran yg dibutuhkan sebagaimana mestinya.