MAKASSAR, BACAPESAN.COM – Tokoh kenamaan Sulsel, Jusuf Kalla menjadi pembicara di hari ke dua penyelenggaraan Makassar Leadership Summit, Selasa (28/11/2023).
Bertajuk “Decision Making Leadership”, Jusuf Kalla mengungkapkan berbagai pemikirannya terkait kepemimpinan. Pemilik perusahaan lokal terbesar di Sulsel ini menilai, saat ini pengusaha lokal Indonesia mengalami kemunduran.
“Dulu di tahun 50 hingga tahun 60an, kira-kira ada lebih dari 200 hingga 300 pengusaha besar di sini. Ada lima bank di sini, La Tunrung La Tunreng misalnya pengusaha hebat. Ekspor impor dikuasai Syamsuddin Mangawing, Namun pada umumnya satu generasi selesai juga usahanya dan hilang,” ujar Jusuf Kalla.
“Alhamdulillah cuma kami yang bisa sampai 70 tahun sehingga saya merasa perlu ada revitalisasi, suatu refresif dari pengusaha yang muncul kembali dari pengusaha, luar biasa itu pada jamannya,” tambahnya.
Menurut JK agar mampu mempertahankan sebuah usaha haruslah melihat dunia baru dan mengikuti kemajuan. “Hanya dengan melihat dunia yang baru, melihat kemajuan dan bagaimana teknologi jadi bagian dari upaya maju dan kebersamaan sehingga Sulsel kembali menjadi wilayah atau suku yang punya spirit entrepreneur yang kuat tidak hanya di wilayah Timur Indonesia seperti Papua, NTT, dan Maluku tetapi juga kuat dalam bersaingan di seluruh kanca dunia usaha,” bebernya.
Yang terpenting menurut JK dari seorang pemimpin adalah satu komando dalam pengambilan keputusan yang tepat serta memberi contoh kepada para karyawan.
“Harus satu komando agar perusahaan tau arahnya, yang terpenting juga motivasi karena dalam suatu usaha sekarang ini tingkat persaingan sangat tinggi. Usaha itu ada naik turunnya, dulu persaingan secara globalisasi antar negara, sekarang sangat protect terhadap produk yang masuk,” ungkapnya.
Jk juga mengungkapkan pandangan bisnis sesuai agama yakni lebih baik, lebih cepat dan lebih murah. Sebelum sukses seperti sekarang, JK bahkan pernah mencoba hingga 35 macam bisnis. “Saya punya pengalaman banyak ada yang benar ada yang tidak. Dalam hidup saya pernah jalankan bisnis kira-kira 35 macam, Toyota, ngurus listrik, sebelumnya punya perusahaan pabrik, tukang cukur, keputusannya juga ada, benar tapi salah juga ujungnya. Pernah juga saya bisnis peternakan sapi. Pengambilan keputusan selalu harus tepat, efeknya apa dan implementasinya bagaimana,” ungkap JK
Belajar dari puluhan tahun JK menggeluti dunia bisnis, dirinya kemudian mengambil kesimpulan bahwa bisnis teknologi komunikasi merupakan bisnis yang paling cepat berubah. “Dari situ saya berpikir bisnis apa yang tahan hingga 100 tahun dan jawabannya adalah bisnis listrik tenaga air yang saat ini kami kembangkan,” ucapnya.
Tujuan akhir dari pertemuan ini menurut JK adalah bagaimana kita mengambil bagian dari perkembangan ekonomi dan kemajuan bisnis utamanya di Sulsel. “Semoga kegiatan ini menjadi spirit untuk kita,” tutupnya.