MAKASSAR, BACAPESAN.COM — Pengamat Hukum dan HAM IAIN Parepare Rusdianto, menilai debat capres pertama ini banyak diwarnai hal-hal yang tidak efektif.
Sebab, segmen banyak digunakan untuk saling singgung, atau bahkan melontarkan kalimat yang tidak sesuai dengan pertanyaan.
”Memang terkesan ada pertanyaan yang sengaja diungkap untuk dijadikan jebakan. Misalnya tentang IKN, itu untuk mempertegas sikap Anies Baswedan terhadap kelanjutan proyek IKN itu,” ujarnya.
Selanjutnya, secara umum dia menilai debat perdana ini bisa dijadikan sebagai acuan bagi para pemilih yang belum menetapkan arah pilihannya pada Pilpres mendatang.
”Setidaknya, kesimpulan dari debat pertama ini, pihak yang belum menentukan pilihan, mereka bisa memahami dan menangkap pada debat ini,” lanjutnya.
Kemudian, berkaitan dengan hukum dan HAM, banyak dijadikan sebagai arena saling serang. Bahkan kecenderungannya diarahkan kepada Prabowo. Namun sayangnya, Prabowo Subianto dianggap terpancing dengan hal itu.
“Saya tadi agak sedikit tergelitik dengan jawaban-jawaban. Misalnya isu soal HAM, Pak Prabowo itu cenderung sensitif. Seperti membuka lembaran lama Mas Anies dan sebagainya. Jawabannya banyak yang tidak kena dengan jawaban,” kata dia.
Ajang Pamer
Rusdianto menilai, seharusnya panggung debat ini dijadikan sebagai arena untuk menyampaikan gagasan dan solusi atas berbagai permasalahan. Namun sayangnya, justru dijadikan sebagai ajang pamer hasil kerja sektoral mereka.
”Justru debat ini banyak menyerang pemerintahan sekarang. Jawaban Mas Anies juga beberapa sudah tidak perlu dimunculkan karena itu sudah dipelajari secara teori oleh mahasiswa,” terangnya.
Pengamat politik Universitas Hasanuddin, Andi Lukman Irwan mengatakan, debat ini belum efektif, tetapi cukup memberi gambaran seperti apa rencana dan segmen program para capres ke depan.
”Jawaban yang disampaikan para capres masih sangat normatif. Namun sudah ada program, meski belum masif dan mengerucut. Mungkin karena durasi waktu yang terbatas,” kata dia.
Termakan Isu
Dia juga menilai, di panggung ini Prabowo terlihat sangat rentan termakan isu dan pertanyaan. Sikap emosional yang ditunjukkan dianggap gagal dalam mengelola panggung untuk meraih simpati masyarakat.
“Bisa kita lihat, bagaimana Pak Prabowo mengelola panggung debat, seharusnya bisa meraih simpati publik, justru seperti memperlihatkan karakter yang emosional,” ungkapnya.
Sementara untuk Ganjar Pranowo, penguasaan panggungnya cukup bagus. Tetapi beberapa hal yang disampaikan, dianggap butuh tambahan data yang lebih komprehensif.
”Pak Ganjar dan Pak Anies, ada beberapa hal yang sifatnya tidak benar-benar menjelaskan masalah berbasis data. Pak Prabowo juga harusnya mengeksplore data,” kata dia.
Lukman juga memberi catatan kepada KPU terkait durasi waktu. Seharusnya bisa diberi kelonggaran agar setiap kandidat bisa menyampaikan gagasan dengan leluasa dan terstruktur. (fajar online)