“Bapak ibu, mohon maaf saya tidak bisa lama karena harus ke Jabar. Di sini ada tim saya. Ada, Mas Gembong nanti melanjutkan. Beliau ini orang hebat yang dengan tulus membantu saya, tetapi belum tentu jadi menteri saya, lho,” ucap Ganjar.
Ganjar mengaku sangat senang dan terharu karena banyak orang hebat di sekelilingnya yang membantu. Mereka bekerja dengan tulus ikhlas tanpa menginginkan embel-embel jabatan.
“Saya berkomitmen, untuk pemerintahan ke depan, meritokrasi akan saya jalankan,” tegas Ganjar. Ganjar memang sudah menerapkan sistem meritokrasi sejak menjabat Gubernur Jateng 2013 lalu.
Selama dua periode, tidak ada sogok menyogok atau KKN dalam pengisian jabatan.
Sebab, semuanya dilakukan secara transparan dengan sistem lelang jabatan dan seleksi terbuka.
Gebrakan Ganjar ini membuat semua ASN di Pemprov Jateng yang memenuhi syarat bisa ikut bersaing menduduki jabatan penting yang diinginkan.
Dia mencontohkan seorang kepala sekolah bernama Jumeri berhasil menjabat Kepala Dinas Pendidikan di Jateng.
Ada juga Imam Maskur, mantan camat yang berhasil menjadi Kepala Biro Kesra Jateng. (jpnn)