“Kita harus memperkuat persatuan Indonesia melalui keberagaman dan memastikan bahwa semua pihak berpartisipasi secara aktif dalam decision making process yang membentuk komunitas dan bangsa kita,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua Komnas HAM, Atnike Nova Sigiro mengatakan, tema “Harmoni Dalam Keberagaman” dirumuskan sebagai peneguhan prinsip universal dari HAM seperti prinsip non-diskriminasi dan kesetaraan, disamping meneguhkan kebhinekaan Indonesia.
Mengingat, tujuan mulia dalam Deklarasi Universal HAM dan konstitusi bangsa Indonesia tidak mungkin dicapai tanpa kehidupan bersama yang menerima dan menghormati keberagaman dan keberbedaan. Termasuk dalam menghadapi tahun politik untuk menggunakan hak politik, baik hak untuk dipilih maupun hak untuk memilih pada Pemilu 2024.
Atnike mengajak semua pihak agar menempatkan tahun politik dan pesta demokrasi sebagai perwujudan pemenuhan dan perlindungan HAM. Begitu juga ikut mendorong agenda-agenda pemajuan dan perlindungan HAM, meliputi hak atas kesehatan, pendidikan, rasa aman, keadilan, persoalan lingkungan dan perubahan iklim, serta hak kelompok rentan marginal seperti perempuan, anak, disabilitas, dan lainnya.
Direktur Jenderal HAM, Dhahana Putra dalam laporan pelaksanaan kegiatannta mengatakan, rangkaian Peringatan Hari HAM Sedunia telah dilaksanakan sejak Agustus 2023 lalu dengan berbagai kegiatan seperti seminar, peluncuran Perpres Nomor 60 Tahun 2023, pameran, dan aneka lomba.
Puncak peringatan diisi pula dengan penyerahan hadiah bagi para pemenang lomba, serta penyerahan penghargaan Kabupaten/Kota Peduli HAM, penghargaan PRISMA bagi pelaku usaha, pengukuhan Komunitas Pemuda Pelajar Pegiat Hak Asasi Manusia (Koppeta HAM), serta pesta rakyat melibatkan 40 UMK.
Kepala Kantor Wilayah, Liberti Sitinjak usai mengikuti kegiatan ini mengungkapkan bahwa pihaknya bersama jajaran berkomitman dan mendukung penuh terkait pelaksanaan P5-HAM.