“Mau penuh mau tidak penuh (penumpang), tetap kita bayar penuh. Ketika subsidinya tidak tepat sasaran dengan tingkat keterisian penumpang yang tidak sesuai dengan jumlah kursi, nah ini takutnya jadi pemborosan,” ungkapnya.
Rute yang akan ditambah jadwal penerbangannya, salah satunya Selayar. Rute tersebut punya waiting list yang cukup panjang. Karena masyarakat dari dan menuju Selayar lebih memilih transportasi udara (45 menit) dari pada harus naik dua moda (mobil dan kapal).
Tahun lalu, vendor yang berkontrak adalah Susi Air. Tahun ini, terbuka peluang beberapa rute yang bersubsidi itu akan menggunakan ATR 72. Diketahui, Bone dan Selayar sudah punya landasan pacu yang memadai. Juga karena kuantitas penumpang yang tinggi.
“Ini kan baru kita pembicaraan kontrak dengan vendor, karena kan ada beberapa rute yang misalnya menjadi pertimbangan kemarin, misalnya Bone, kan sudah bisa diakses ATR dengan perpanjangan landasan pacunya dari 1.100 menjadi 1.400 meter,” tuturnya.
Pemkab Bone meminta ATR 72 karena mereka berharap akses yang lebih banyak. Misalnya ke Balikpapan dan Kendari. Sedangkan Susi Air kendalanya memang karena pesawatnya yang kecil. Begitu juga yang diminta Pemkab Selayar untuk perubahan armada.
“Kita melihat dahulu ketika masih pakai pesawat tipe yang sama, dengan tingkat keterisian yang rendah. Inilah sementara kami kaji, mana yang lebih efisien biaya menambah frekuensi pesawat penerbangan dengan pesawat yang dipakai tahun lalu atau menggunakan ATR, karena ATR itu 72 penumpang,” tandasnya.
“Apakah 72 penumpang bisa tercapai misalnya sementara kita sudah bayar uang banyak lagi. Kalau misalnya pesawat kecil ternyata tiga atau empat kali sepekan bisa padat terus, nah ini sementara dikaji mana yang lebih efisien mengeluarkan uang. Karena kan kasihan juga kita habiskan uang negara yang harapannya bisa menyentuh masyarakat,” lanjut Erwin.
Menurutnya, subsidi penerbangan tahun ini tidak lepas dari persetujuan Pj Gubernur Sulsel yang menganggap bahwa dampak yang dirasakan masyarakat dengan subsidi itu tepat sasaran. Apalagi, Selayar merupakan daerah wisata yang mampu memacu perekonomian masyarakat.
“Kemarin kita sudah kasih kumpul Kepala Bandara Palopo, Luwu Timur, Masamba, Selayar, dan Bone. Jadi kita minta pertimbangan mereka. Cuma kemarin ada beberapa hal yang luput, misalnya itu karena terkait dengan perubahan jadwal tiba-tiba. Itu mempengaruhi jumlah penumpang,” sambung dia.
Kepala Dinas Perhubungan Sulsel, Andi Erwin Terwo membeberkan, perencanaan ke depan untuk penerbangan di Bone bahkan akan dikembangkan hingga dapat menggunakan pesawat Boeing. Artinya, pengembangan jalur pacu akan terus dilakukan. Saat ini pembebasan lahan sedang digarap. Total mencapai 2.500 meter landasan pacu.
“Termasuk Bira (Bulukumba), tahun ini juga. Saya sudah bicara sama Pak Bupati bagaimana aksesnya di sana. Sementara pembebasan lahan. Pemprov siap membantu, mudah-mudahan prosesnya 2024 ini mulai berjalan,” tandasnya. (fajar online)