GOWA, BACAPESAN.COM – Gerakan pasar pangan murah yang dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten Gowa bekerjasama dengan Provinsi Sulawesi Selatan melalui Dinas Ketahanan Pangan mampu meringankan pengeluaran masyarakat khususnya dalam memenuhi kebutuhan pokoknya.
Bupati Gowa, Adnan Purichta Ichsan yang didampingi Wabup Gowa, Abd Rauf Malaganni usai meninjau langsung mengatakan, pasar murah tersebut merupakan salah satu cara yang dilakukan pemerintah untuk menjaga stabilitas harga bahan pokok sekaligus akan mengurangi beban masyarakat.
“Hari ini saya bersama Pak Wabup mendampingi pak Pj Gubernur yang melakukan kunjungan di Kabupaten Gowa salah satunya di pasar pangan murah ini. Ini tiada lain untuk membantu masyarakat dalam memenuhi kebutuhan sehari-harinya dan sebagai cara untuk menyerap hasil pertanian dari para petani termasuk UMKM yang ada di Gowa,” ungkapnya, di Jalan Andi Malombassang, Senin (15/1).
Dalam bazar tersebut pihaknya menyediakan sembilan bahan pokok yakni beras, gula, minyak, terigu, ayam, nugget, dan lain-lain. Bahkan untuk beras sendiri merupakan hasil kemasan dari para Gapoktan Kabupaten Gowa yang menjadi binaan Dinas Ketapang.
“Kita menyediakan berbagai bahan pokok dengan harga terjangkau seperti beras medium kemasan 5 Kg Rp 53 ribu, minyak goreng kita Rp 13 rib perliter, ayam Rp27 ribu per 0.8 kg, telur Rp25 ribu per kg, dan bawang putih Rp36 ribu per kg, dan lainnya,” sebutnya.
Sementara Pj Gubernur Sulsel, Bahtiar Baharuddin mengatakan pihaknya terus memperhatikan kestabilan dan ketersediaan bahan pokok di Sulsel. Salah satu cara yang dilakukan yakni turun langsung ke pasar mengecek harga bahan pokok sekaligus mengunjungi gerakan pangan murah di Kabupatem Gowa.
“Di satu sisi kita memang lakukan untuk stabilitasi harga, namun pada sisi lain kita juga harus memperhatikan produksi masyarakat kita. Misalnya Sulsel, Sulsel ini terkenal penghasil padi jadi ketika nanti panen raya terjadi di masyarakat tentu operasi pasar khusus komoditas tertentu kita kurangi jumlahnya,” ungkapnya.
Dari hasil turun langsung ke pasar yang diakukan kata Bahtiar, komoditas cabai yang menjadi penyumbang terbesar inflasi di Sulsel sdah mengalami penurunan harga sehingga saat ini sudah berada di angka Rp30-35 ribu saja per kg.