MAKASSAR, BACAPESAN.COM – Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Provinsi Sulawesi selatan menentang tokoh agama untuk melakukan pencegahan politik uang melalui khutbah mereka.
Komisioner Bawaslu Sulsel, Saiful Jihad mengatakan jika pihaknya terus melakukan edukasi untuk tidak terbawa money politic (politik uang). Sebab kerawanan money politic ini dinilai memang masih masuk kerawanan pemilu yang harus diperangi bersama, karena di satu sisi ada calon yang merasa bahwa ia hanya bisa menang dengan cara itu.
Di sisi lain, sebagian masyarakat juga sudah mulai pragmatisme. “Pernyataan ‘adakah’, misalnya, ini semua terlihat biasa dilihat di masyarakat,” ucap Saiful.
Meski demikian, tidak boleh patah semangat. Bawaslu harus selalu menyampaikan bahwa tindakan itu tidak baik.
“Kami pernah undang semua tokoh agama, budaya agar kemudian juga kita kembali ke komunitasnya untuk menyampaikan. Kita tantang buat khutbah-khutbah seragam dalam perspektif agama, bicara tentang budaya ketika bicara politik uang dalam perspektif budaya bahwa budaya kita tidak pernah membolehkan itu,” ungkapnya.
Bawaslu juga telah menyurati seluruh pengurus rumah ibadah, organisasi agama untuk bersama sama memerangi politik uang tersebut. Sebab semua agama tidak ada yang membenarkan.
“Karena kalau bicara perangkat, bisa saja Bawaslu tidak tahu bahwa ada yang melakukan money politic. Sehingga yang perlu dibangun adalah kesadaran masyarakat agar menolak politik uang,” ujarnya.
Bawaslu juga selalu mengimbau seluruh parpol agar jangan memandang masyarakat sebagai objek.
“Karena berdasarkan penelitian-penelitian juga paling tinggi 10 persen itu memilih orang yang memberi uang. Jadi tidak menjamin juga bagi elite parpol bahwa ketika membagi uang maka sudah pasti terpilih,” jelasnya. (Fahrullah)