JAKARTA, BACAPESAN.COM — Wakil Presiden ke-10 dan 12 RI, Jusuf Kalla mengaku mendapatkan beberapa hal yang menurutnya tidak etis setelah mendeklarasikan dukungannya kepada Paslon 01 Anies-Muhaimin.
Dia mengungkap berbagai macam perlakuan orang-orang di sekitarnya setelah mendukung Anies. Seperti adanya orang yang mencoba menghindarinya.
“Tentu tekanan atau orang menghindar, pejabat menghindar, oh ada. Ada perlakuan yang tidak ada. Ya sudah,” kata JK dikutip melalui YouTube Kompas, dengan judul “gaspol! ft. jusuf kalla – ‘silent majority’ bisa goyang kekuasaan jokowi”, dikutip, Jumat, (26/1/2024).
“Banyak (pejabat yang tidak mau ngobrol, takut difoto). Tapi okelah. Ini risiko berpolitik,” lanjutnya.
Selain itu kata JK, ada juga yang mengaku ikut mendukung Anies tapi tak ingin secara terang-terangan.
“Ada juga ketemu hanya bisik, pak saya pokoknya harus ikut bapak tapi saya harus diam. Banyak juga,” jelas pria kelahiran Bone ini.
Tak sedikit kata dia yang takut jika terang-terangan mendukung Anies. Karena takut ditegur atau jabatannya dicopot.
”Takut ditegur dari atas. Takut dicopotnya jabatannya. Jadi masalah ketakutan jabatan ini, bukan ideologi,” ujarnya.
Meski demikian, dia mengakui secara langsung dirinya tidak mendapatkan intimidasi tapi orang-orang di sekitarnya.
“Secara langsung tidak (dapat ancaman). Tapi justru mengganggu, orang saya diintimidasi. Ada malah dipenjarakan tanpa kesalahan,” lanjutnya.
Jusuf Kalla menegaskan bahwa dirinya ikut sistem bahwa pemerintah melayani semua pihak.
“Saya ikut sistem yang ada bahwa pemerintah adil melayani semua pihak. Negara diatur seperti itu. Kalau dilanggar, hasilnya juga jelek,” tandasnya. (fajar online)