PAREPARE, BACAPESAN.FAJAR.CO.ID — Wakil Ketua DPRD Kota Parepare, Rahmat Sjamsu Alam mendorong Pemerintah Kota (Pemkot) Parepare untuk mencari opsi baru, dalam meningkatkan sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) saat ini.
Tujuannya adalah untuk mengurangi beban masyarakat dengan tidak menaikkan tarif retribusi setiap tahunnya.Salah satu solusi yang diusulkan mencakup menggali potensi seperti pengembangan hotel, mall, bioskop.
Termasuk, memaksimalkan kembali peti kemas di Parepare sebagai kota niaga. Rahmat Sjamsu Alam mengatakan, kenaikan biaya pelayanan publik setiap tahun harus diimbangi dengan peningkatan PAD.
“Kita prediksi setiap tahunnya itu, beban biaya pemerintah dalam melakukan pelayanan publik itu, setiap tahun semakin naik. Nah, kenaikan pelayanan publik ini tentu harus dibarengi dengan peningkatan PAD,” katanya, Jumat, 26 Januari 2024.
Dia mencatat, bahwa Dana Alokasi Umum (DAU) Kota Parepare terbatas dan peruntukannya telah diatur secara ketat. Seiring keterbatasan DAU, peningkatan PAD menjadi kunci keberlanjutan pelayanan publik.
“Mengingat untuk saat ini, DAU kita saat ini sudah terbatas dan peruntukannya sudah di atur dalam mandatoring perundang-undangan. Dulu DAU kita itu, bisa dikelola sedemikian rupah. Bisa dimanfaatkan, sesuai dengan kebutuhan kondisi daerah. Tetapi sekarang DAU kita ini sudah diatur dalam peruntukannya,” jelasnya.
Menurutnya, sehingga pada prinsipnya ke depannya setiap daerah lebih mengandalkan PAD. Sebab kata dia, jika PAD tidak bisa digenjot maka kemungkinan bangunan-bangunan yang harus dirawat akan dibiarkan tanpa perawatan.
“Karena keterbatasan anggaran, PAD kita (berkurang). Karena butuh pemeliharaan setiap tahunnya, biayanya meningkat. Bahan-bahan naik, listrik, air dan sebagainya. Tentukan butuh biaya,” ungkapnya.
Dia mengungkapkan, jika tidak mencari opsi baru maka bangunan tersebut bisa terbengkalai. Karena itu, dia mendorong Pemkot Parepare untuk memaksimalkan potensi PAD yang ada.
“Apalagi ada temuan BPK (Badan Pemeriksa Keuangan) ini, terkait dengan optimalisasi target pendapatan pajak dan distribusi. Meliputi, parkir kemudian kebersihan. Ini diharapkan pemerintah daerah untuk segera melakukan perubahan tarif terkait dengan target pendapatan parkir dan pasar,” pesannya.
Di samping itu, kata dia tidak kalah pentingnya agar Pemkot Parepare tidak membebani masyarakat dengan menaikan tarif yang setiap tahunnya naik.
“Nah, kita harus ada sumber-sumber pendapatan baru yang bisa dimanfaatkan. Tentu dengan melihat potensi daerah kita, sebagai daerah persinggahan dan transit. Potensi ini yang harus dimanfaatkan,” harapnya.
Termasuk kata dia, peti kemas yang bisa dimanfaatkan, karena hingga saat ini, hal itu belum digarap dengan baik. “Mungkin, nanti bisa kita kembalikan Parepare sebagai kota niaga. Karena selama ini, kan dulu-dulunya Parepare sebagai kota jasa dan niaga. Nah, ada 10 tahun ini, niaganya hilang. Sisa, kota jasanya muncul,” tegasnya.
Kemudian kata dia, mungkin Parepare bisa menghadirkan hotel berbintang, supaya jika ada kegiatan yang lebih besar dari berbagai daerah dapat difokuskan di Parepare.
“Mungkin juga ada mall, bioskop, yang bisa mendatangkan tetangga-tetangga daerah kita dan sebagainya. Ini sumber pendapatan baru, yang kita harapkan, sehingga tidak lagi membebani lagi masyarakat,” kata Rahmat Sjamsu Alam.
Dia menambahkan, tentu Pemkot Parepare melalui Penjabat Wali Kota Akbar Ali sudah melakukan upaya ini. “Saya yakin, Pak Pj ini punya jaringan yang kuat baik di provinsi maupun di pusat. Tetapi, tentu dengan waktu terbatas ini, kita tidak harus langsung melihat anunya. Tetapi mudah-mudahan sudah ada ruang yang dibuka oleh pak Pj. Artinya, tidak langsung melihat ada. Minimal sudah ada perencanaan-perencanaan, sehingga ke depan sumber pendapatan baru apa yang harus dimaksimalkan,” tandasnya.(rud)