”Saya percaya betul, TNI -Polri pasti bisa menjaga itu (netralitas). ASN pasti bisa menjaga itu. Apa yang pernah disampaikan kepada para kepala daerah, ASN, TNI-Polri, netral lah. Pegang lah itu baik-baik, bukan pada statement saja,” harapnya.
Dalam kampanye akbar di Gedung Upperhills, Kota Makassar, Selasa, 30 Januari, Ganjar banyak menekankan soal memperjuangkan hak kaum perempuan dan disabilitas.
Ganjar menilai, dua poin itu menjadi sangat penting sebagai solusi untuk pemerataan dan peningkatan kualitas pendidikan dan perekonomian. Sehingga, dua hal itu menjadi bagian dari fokus utama program yang dia tawarkan.
”Tadi saya angkat sola satu keseteraan terkait peran perempuan, pola akses pendidikan, pekerjaan, termasuk hak-hak perempuan yang harus mereka dapatkan. Kedua, penyandang disabilitas, mulai dari pendidikan sampai lapangan pekerjaannya,” ujarnya.
Mantan Gubernur Jawa Tengah itu menegaskan, dua poin tersebut menjadi isu penting. Tujuannya agar mereka bisa mendapatkan haknya dengan baik dan menunaikan tanggung jawabnya dengan benar. Sehingga, ke depan Indonesia bisa menjadi negara yang adil untuk seluruh rakyatnya.
“Ini isu yang sangat penting, agar semua punya hak dan tanggung jawab yang sama. Negara bertanggung jawab untuk memenuhi itu,” tegasnya.
Dia juga mengatakan, ada harapan besar dari masyarakat yang tertumpu di pundak pemerintah, dalam hal membawa Indonesia menjadi lebih maju di masa mendatang. Itu sebabnya, isu-isu mengenai korupsi kolusi dan nepotisme (KKN) harus diberantas dengan penegakan hukum yang benar, adil dan tegas.
Kemudian, Ganjar juga meminta kepada masyarakat agar mencatat betul berbagai persoalan sosial yang dialami. Dia mengaku siap memperjuangkan semua persoalan yang ada, seperti masukan dari setiap warga negara.
”Saya minta, tolong dicatat baik-baik kalau ada persoalan di lapangan yang tidak sesuai dengan seharusnya. Laporkan ke saya, insyaallah saya akan tampung dan tindaklanjuti,” kata dia.
Menanggapi hal ini, Wali Kota Makassar Moh Ramdhan Pomanto mengaku, dirinya tidak hadir dalam kampanye akbar Ganjar karena tidak mendapat izin. Sebab, momen kampanye Ganjar berlangsung pada hari kerja, bukan akhir pekan atau di luar waktu dinas.
”Ini kan hari kantor. Sebenarnya saya mau hadir, tetapi kan tidak ada izin ku. Kalau kampanyenya hari Sabtu atau Minggu, saya pasti hadir di sana,” kata Danny kepada FAJAR, Selasa, 30 Januari.
Dengan begitu, Danny berharap hal ini tidak menjadi isu yang dibesar-besarkan. Sebab, dia menegaskan, hal paling utama dalam pesta demokrasi ini adalah terciptanya Pemilu damai yang bisa memberi dampak baik keada semua pihak.
”Saya kira jelas sekali, Pemilu damai itu ada tiga cirinya. Pertama partisipasi meningkat, kedua gesekan berkurang, dan ketiga konsolidasi terjaga. Insyaallah Pemilu berjalan damai dan berkualitas,” terangnya.(fajar online)