“Selama ini pasar avtur masih pasar monopolistik. Jadi kita upayakan ini bisa open akses dan multi provider. Harapannya adalah ada pilihan untuk user, untuk dapat pasokan avtur. Kita tidak bisa pungkiri marketnya seluruh Indonesia. Selain itu permintaan setiap bandara berbeda. Ada bandara yang permintaannya tinggal, ada juga renda. Ini perlu kita atur bisnis avtur ini. Pada prinsipnya jika ada pilihan bagi industri penerbangan maka akan lebih baik,” Jelasnya.
Lebih jauh kata Hilman, terkait harga avtur mengambil pengaruh 36 persen dari harga tiket, “ini kemudian kita cek, namun memang di seluruh dunia juga seperti itu. Semoga jika di benahi tiket semakin terjangkau bagi masyarakat,” pungkasnya.
Terakhir, terkait ketahanan pangan KPPU telah bekerjasama dengan TPID. “Kita melihat ada komuditas yang menyebabkan suplai berkurang seperti gagal panen atau cuaca yang berimplikasi pada pasokan dan ada juga dipengaruhi gangguan distribusi.,” tutupnya. (Hikma)