Salah satu pelayanan spesial dijelaskan Prof Tjahjono terkait hadirnya Bank Mata. Prof Tjahjono menjelaskan kornea dalam mata layaknya sebuah kaca mobil. Sehingga ketika tergores maka pengelihatan menjadi terganggu.
“Mata itu kalau korneanya rusak, infeksi atau penyakit bawaan. Mata itu satu-satunya yang bisa diganti dengan yang lain itu ya kornea mata. Karena kornea tidak punya pembuluh darah,” jelas Prof Tjahjono.
Untuk melakukan penggantian, maka dibutuhkan pendonor kornea mata. Bank Mata inilah menjadi wadah pelayanan kebutuhan kornea mata dengan para pendonor. Di Indonesia sendiri kebutuhan akan kornea mata itu cukup tinggi.
“Namun dari 2015 Jumlah donor kornea kita sangat rendah, paling banyak satu tahun 15-20 orang. Sehingga memang kebanyakan pendonor diambil dari luar negeri. Beberapa negara luar negeri telah menetapkan aturan terkait donor kornea mata. Layanan bank mata inilah yang sudah ada diakomodir RS Mata JEC Orbita.,” bebernya.
Prof Tjahjono juga menjelaskan pada prinsipnya RS Mata JEC Orbita hadir untuk memperbaiki kualitas hidup masyarakat.
“Dulu orang tunggu buta dulu baru dioperasi, mau daftar polisi, pilot, tentara tidak bisa karena masalah mata,” jelas Prof Tjahjono.
Dengan hadirnya alat terlengkap maka masalah persoalan mata bisa diberi perhatian sejak dini. “Jadi masyarakat bisa melanjutkan kualitas hidupnya dengan baik,” katanya.
Khusu layanan BPJS sendiri masih dalam pengurusan. “BPJS kami kerjasama klinik JEC Orbita makassar sejak 2018, kalau di RS masih proses kerjasama.Tapi yang ada asuransi swasta,” tutup Direktur RS Mata Orbita Makassar Dr Mirella Afifuddin. (Hikma)