BMKG Imbau Masyarakat Sulsel Waspada Cuaca Ekstrem Hingga Akhir Februari

  • Bagikan
ilustrasi

Semua berlangsung normal dan diprediksi tidak akan seperti tahun lalu yang kekurangan curah hujan. Atau bahkan seperti 2022 atau 2021 yang curah hujannya sangat tinggi.

“Hujan masih akan di bulan ini (Februari), akan terjadi dengan intensitas ringan hingga lebat dengan durasi yang sebentar. Itu semuanya normal,” sambungnya.
Hanafi menambahkan, meski curah hujan tinggi mulai berkurang, akan tetapi gelombang tinggi di sekitar Selat Makassar terpantau masih tinggi hingga tiga hari ke depan. Ketinggian gelombang bervariasi.

Gelombang sedang 1,25-2,5 meter terjadi di Selat Makassar bagian selatan, Parepare, Spermonde Pangkep bagian barat, Spermonde Pangkep, Spermonde Makassar bagian barat, Spermonde Makassar, Kepulauan Sabalana, Bone bagian selatan, Kepulauan Selayar, laut Flores bagian utara, Pulau Bonerate-Kalotoa bagian utara, dan Pulau Bonerate-Kalotoa bagian selatan.

Sedangkan gelombang tinggi 2,5-4 meter terjadi di perairan barat kepulauan Selayar, laut Flores bagian barat, dan laut Flores bagian timur.

“Diimbau untuk pemilik atau nahkoda kapal sebelum melakukan pelayaran selalu pantau kondisi cuaca. Gelombang tinggi diprediksi akan berkurang setelah tiga hari ke depan,” ulasnya.

Sementara itu, Kepala Pelaksana (Kalak) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sulsel, Amson Padolo mengimbau kepada masyarakat untuk waspada terhadap dampak cuaca buruk. Tindakan mitigasi juga harus dipermantap.

Amson mengatakan, masyarakat yang berada pada daerah rawan banjir dan memiliki keluarga yang masuk kategori rentan seperti lansia dan balita. Masyarakat harus segera melapor kepada pemerintah setempat untuk evakuasinya.

“Jadi kalau ada yang rawan banjir dan sudah ada tanda-tanda segera melapor untuk segera dilakukan evakuasi,” ujarnya, Selasa, 6 Februari.

Amson mengimbau masyarakat yang berada pada wilayah yang menjadi langganan banjir akibat hujan agar lebih waspada. Misalnya, dalam mengamankan barang berharga agar tidak terjadi kerugian materi.

“Jadi untuk barang berharga diperhatikan terutama barang elektronik dan barang berharga lainnya, jangan sampai rusak karena terendam air,” imbaunya.

Ketua Forum Komunitas Hijau Makassar, Ahmad Yusran menuturkan, meski BBMKG sudah menyatakan El Nino telah melemah, akan tetapi potensi kekeringan ekstrem yang diakibatkan musim kemarau patut diwaspadai. Selain itu, curah hujan yang turun selama musim kemarau diprediksi akan normal hingga lebih kering dibandingkan biasanya.

“Pemerintah daerah dan masyarakat lebih optimal melakukan penyimpanan air pada akhir musim hujan untuk memenuhi danau, waduk, embung, kolam retensi, dan penyimpanan air buatan lainnya,” sarannya.

Ia menambahkan, wilayah Sulsel akan mengalami peningkatan risiko bencana kekeringan meteorologi, kebakaran hutan dan lahan, dan kekurangan air bersih. Perlu aksi mitigasi secara komprehensif untuk mengantisipasi dampak yang diperkirakan akan jauh lebih kering dari tiga tahun terakhir ini.

“Intinya, masyarakat harus melek literasi meteorologi, klimatologi, dan geofisika,” tutupnya. (fajar online)

  • Bagikan