Dampak Pilpres untuk Ekonomi Indonesia, Kepala BI Sulsel: Tak Terlalu Berefek

  • Bagikan
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Rizki Ernadi Wimanda Beri Penjelasan Soal Kondisi Ekonomi Bersama Rekan Media, Selasa (6/2).

MAKASSAR, BACAPESAN.COM – Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sulsel Rizki Ernadi Wimanda menilai dampak pemilihan presiden (Pilpres) 2024 tak terlalu berefek ke ekonomi Indonesia atau khususnya wilayah Sulawesi Selatan.

Berdasarkan analisis data, kata Rizki–sapaan akrab Kepala BI Sulsel itu, ada beberapa sektor yang mendapat efek Pilrpes 2024. Seperti Kuliner, MICE (Meeting Incentive, Conference, and Exhibition) dalam pariwisata, Perdagangan dan Industri.

“Efek ke ekonomi gede sih gak tapi memberikan dampak. Harapannya kita pemilu 2024 ini berjalan jujur dan adil, itu yang penting,” jelas Rizki, Rabu (7/2).

Ia menambahkan pihaknya optimistus pertumbuhan ekonomi Sulawesi Selatan pada triwulan I 2024 mengalami perbaikan. Angkanya, sekira 4,5 – 5,2 persen dibanding triwulan IV tahun 2023 lalu yang hanya mencatat angka 3,79 persen.

Hal itu, sambung dia, peningkatan tersebut dipengaruhi adanya kinerja sektor perikanan maupun budi daya. Kemudian, kampanye dan pemilu serta hari besar keagamaan yakni Ramadan.

“Penurunan ini sudah kami prediksi semula. Beberapa sektor terutama pertanian mencatat performa negatif. Ini diakibatkan El Nino yang berkembang di Khir 2023. Tapi kami meyakini di tahu ini perekonomian bisa lebih membaik,” ujarnya.

Meski masih membawa pengaruh di Januari tahun ini, Rizki meyakini selama Februari dan bulan selanjutnya di 2024 tidak ada lagi Elnino. Disamping itu gelaran Pemilu 5 tahun sekali akan membawa dampak signifikan bagi pemulihan ekonomi.

Kemudian, kata dia, tahun ini inflasi Sulsel diprakirakan tetap terjaga di angka 2,5 plus minus 1 persen di banding tahun sebelumnya. Meski demikian penambahan Luwu Timur, Wajo dan Sidrap perlu menjadi perhatian sebab masih mengalami defisit komuditas.

Disamping itu penambahan komuditas di perhitungkan IHK berpotensi memberi tekanan kenaikan harga dibandingkan tahun lalu.

“Inflasi Januari diangka 0,36 persen. Komuditasnya Tomat, cabe rawit cabe merah dan harga BBM pesawat (avtur) yang melandai. Angka 0,36 menurut kami masih tinggi jika di banding dengan angka treasure kami yang 0,29 persen. Ini hasil dari pembagian 3,5 persen bagi 12. Untuk El Nino di Januari sepertinya masih berpengaruh, namun meluruh di Februari,” ungkapnya. (*)

  • Bagikan