“Ini perlu ditingkatkan dan dipertahankan, terutama pada Pilkada, di mana penyelenggara memang tidak ada lagi waktu untuk pergi berobat dan dibutuhkan reaksi cepat dari nakes itu. Jadi memang harus ada standby di bilik TPS, tidak lagi harus meninggalkan tempatnya bertugas,” jelasnya.
Senada dengan Muhajirin Daud, Koordinator Divisi Hukum dan Pengawasan KPU Jeneponto, Akhmad Amiruddin Said, mengakui keberadaan tim kesehatan membantu menciptakan kenyamanan tersendiri di TPS.
“Adanya tenaga kesehatan itu membuat KPPS kami tidak khawatir dengan kondisi kesehatan, karena tenaga kesehatan yang ditunjuk tersebut stand by di lokasi-lokasi TPS,” ucapnya.
Ia menyampaikan, terdapat beberapa KPPS yang sempat kelelahan dan langsung teratasi, sehingga mencegah hal-hal yang tidak diinginkan selama pelaksanaan pemungutan dan perhitungan suara kemarin.
Program yang diprakarsai oleh Pj Gubernur Sulsel ini, disebutnya, sebagai wujud dukungan mensukseskan Pemilu 2024. Sehingga program dukungan seperti ini bisa menjadi contoh bagaimana penyelenggara (KPU) dapat bersinergi dan berkolaborasi untuk mensukseskan pesta demokrasi lima tahunan ini.
Artur sapaan akrabnya, menilai, dukungan Pj Gubernur Sulsel melalui Pemerintah Provinsi terimplementasi dengan baik, termasuk di Kabupatan Jeneponto. Di mana Pj Bupati melalui Dinas Kesehatan Jeneponto benar-benar mendukung program ini.
“Sehingga secara umum pelaksanaan Pemilu di Jeneponto berjalan dengan baik. Kiranya program serupa bisa lanjut lagi di event politik berikutnya untuk Pilkada Serentak yang dijadwalkan November mendatang,” tandasnya.
Adapun secara rinci di Sulsel untuk yang di rumah sakit sebanyak 11 orang pasien dengan 10 orang dirawat, sembuh 1 orang dan meninggal tidak ada. Sedangkan di Puskesmas sebanyak 1.484 orang dengan rincian, dirawat 975 orang, dirujuk 7 orang, sembuh 504 orang dan meninggal tidak ada. Atau dari jumlah tersebut, 5 orang dirawat di IGD, 23 orang rawat inap dan 1.442 rawat jalan.
Dari total 1.495 pasien, terdiri dari 63 orang Bawaslu, 536 orang KPPS, 77 orang Linmas, 567 orang pemilih, 36 orang petugas, 14 orang PPK, 109 orang PPS dan 93 orang saksi. Laki-laki 558 orang pasien dan perempuan 937 pasien. Usia dengan range umur 21-30 tahun paling banyak dengan 415 orang pasien. (*)