Mentan Amran Optimis Indonesia Jadi Lumbung Pangan Dunia

  • Bagikan
Menteri Pertanian , Andi Amran Sulaiman

Meskipun begitu, Mentan Amran tetap optimis bahwa Indonesia bisa swasembada pangan karena saat ini bantuan pupuk sudah ditambah oleh Presiden Jokowi menjadi Rp 14 triliun tahun 2024 untuk memacu akselerasi produksi pertanian Indonesia.

“Indonesia sudah tiga kali swasembada, pada tahun 2017, 2019, 2020. Itu artinya kita mampu. Hanya saja saat ini kondisi pertanian tidak baik ditambah dengan kondisi iklim yang tidak bersahabat, diperparah dengan kebijakan yang perlu disempurnakan. Salah satunya adalah masalah pupuk. Saat saya beri tahun kepada presiden, dengan spontan Presiden berkata tambah pupuk 14 triliun untuk mengatasi masalah ini,” bebernya.

Lebih lanjut Mentan Amran mengungkapkan solusi dari masalah pangan di Indonesia dan guna mempercepat pencapaian menjadi lumbung pangan dunia adalah melalui pemanfaatan lahan rawa mineral menjadi lahan pertanian produktif.

Indonesia saat ini memiliki lahan rawa mineral 10 juta hektar yang tersebar di Sumatera Selatan, Kalimantan, Sulawesi dan lainya.

“Jika dikelola secara optimal di tahun 2024 sebesar 1 juta hektar dapat menghasilkan beras 2,5 juta ton, 2 juta hektar di tahun 2025 menghasilkan 5 juta ton, 3 juta hektar di tahun 2026 produksinya 7,5 juta ton, 4 juta hektar di tahun 2027 produksinya 10 juta ton, dan 5 juta ton di tahun 2028 produksi beras 12,5 juta ton. Produksi ini dapat mengurangi impor, memenuhi kebutuhan nasional dan bisa juga ekspor. Indonesia bisa menjadi lumbung pangan dunia, dan menjadi negara super power,” tegasnya.

Dalam rencana Kementerian Pertanian menjadi lumbung pangan dunia, Mentan Amran memproyeksi Indonesia mencapai swasembada pangan di tahun 2025, menjadi negara eksportir beras pada tahun 2027 dan menjadi lumbung pangan dunia super power pada tahun 2028. Ada empat rencana besar yang akan dilakukan Kementarian Pertanian untuk akselerasi produksi pangan.

“Gerakan kami yang pertama, pompanisasi untuk Pulau Jawa. Kedua, ekstensifikasi lahan rawa di luar Indonesia. Ketiga, pupuk yang bermasalah hanya 5 persen akan kita angkat menjadi 100% dan keempat, kita hilirisasi, kita harus perbaiki tata niaga. Insyallah kita akan kembali swasembada dan ekspor ke depan,” tutupnya.

  • Bagikan

Exit mobile version