“Kita mendoakan kepada beliau yang telah menjalankan tugas, kita memberikan penghormatan dan penghargaan setinggi-tingginya, dan kepada keluarga yang ditinggalkan diberikan kesabaran,” ujarnya.
Bahtiar juga memastikan bantuan terhadap semua petugas KPPS yang meninggal dunia atau mengalami musibah. Hak anggota KPPS terpenuhi sesuai peraturan pada penyelenggaraan Pemilu 2024.
“Saya minta bupati dan wali kota setempat dan kita juga Pemprov akan memberikan atensi khusus kepada keluarga yang ditinggalkan,” ujarnya.
Sejauh ini, 84 orang petugas Pemilu 2024 meninggal dunia di seluruh Indonesia. Sedangkan pada Pemilu 2019 lalu sebanyak 894 petugas meninggal.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, empat petugas pemilu di Sulsel meninggal.
Di Kota Makassar ada dua orang. Mereka sempat dirawat di rumah sakit berbeda karena diduga kelelahan usai membagikan undangan pemberitahuan memilih kepada warga.
Karena itu tidak sempat melanjutkan tugas di TPS masing-masing hingga akhirnya meninggal dunia pada 15 Februari 2024.
Kemudian 16 Februari, juga tercatat petugas KPPS di Kabupaten Luwu. Lalu, 17 Februari 2024, seorang petugas panwaslu Kabupaten Bone, dilaporkan meninggal dunia di RSUD Tenriwaru, Bone.
Belajar dari hal tersebut, Bahtiar menyampaikan upaya mitigasi yang dilakukan, dengan mempersiapkan Satgas Kesehatan Kesiapsiagaan Pemilu di Sulsel sejak tahun lalu dan ini kemudian menjadi contoh pemerintah pusat.
“Karena tim kesehatan itu menjadi kebijakan nasional, itu contoh dari kita, di daerah lain tadinya tidak ada. Kita dari bulan November tahun lalu sudah menyiapkan tim kesehatannya. Bahkan relawan juga ada dari masyarakat, dari kampus,” pungkasnya. (fajar online)