Buka Rakor TPPS, Andi Bataralifu Harap Kolaborasi Multisektor Tangani Stunting

  • Bagikan
Penjabat Bupati Wajo Andi Bataralifu saat membuka rapat koordinasi Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Tahun 2024 di Ruang Pola Kantor Bupati, Kamis (21/3/2024).

WAJO, BACAPESAN.COM – Masalah stunting di Kabupaten Wajo sangat perlu mendapatkan perhatian. Hal ini dikarenakan adanya kenaikan prevalensi stunting berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022 yaitu 28,6 % yang sebelumnya di tahun 2021 yaitu 22,6 %.

Hal ini disampaikan Penjabat Bupati Wajo Andi Bataralifu saat membuka rapat koordinasi Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Tahun 2024 di Ruang Pola Kantor Bupati, Kamis (21/3/2024).

“Tentunya diperlukan upaya yang luar biasa untuk menurunkan angka prevalensi tersebut,” kata Direktur Fasilitasi Kepala Daerah dan DPRD Kemendagri ini.

Andi Bataralifu mengatakan, kalau ini erat hubungannya dengan pencapaian target pemerintah di tahun 2024 dimana prevalensi stunting ditargetkan 14%, sehingga perlu ada percepatan langkah untuk menurunkannya.

Secara teknis, kata dia, Perpres Nomor 72 Tahun 2021 dituangkan dalam Rencana Aksi Nasional Percepatan Penurunan Stunting (RAN PASTI). Pendekatanan dalam pelaksanaan RAN PASTI, yakni dengan pendekatan keluarga berisiko stunting yang dilakukan dengan intervensi hulu, yaitu pencegahan lahirnya bayi stunting dan penanganan balita stunting.

Selain itu, melalui pendekatan multi sektor dan multi pihak melalui pentahelix, yaitu menyediakan platform kerjasama antara pemerintah dan unsur pemangku kepentingan (dunia usaha, perguruan tinggi, masyarakat, dan media).

“Dan pendekatan intervensi gizi terpadu dengan melakukan intervensi spesifik dan sensitif, yang berfokus pada kesehatan dan kecukupan gizi 3 bulan calon pengantin, ibu hamil, ibu pasca persalinan, baduta dan balita, didukung dengan penyediaan sanitasi, akses air bersih serta bantuan sosial. Kita harapkan target penurunan stunting dapat tercapai,” ujarnya.

  • Bagikan