Tak Mampu Lampau Ambang Batas, Waketum PPP: Kami Optimis Lolos, Kami Punya Data Internal
Kemudian kiyai-kiyai besar dan politisi ulung PPP juga tidak ada pengganti. Sementara yang muncul adalah politisi baru yang orientasintasi politiknya lebih pragmatis.Sementara sebagian besar pemilih PPP itu adalah ideologis.
“Karena yang lebih modernis akan lebih melihat PAN, tradisionalis lebih melihat PKB dan yang pundamentalis ke PKS,” ujarnya.
Sementara pemilih-pemilih Islam moderat justru lebih tertarik memilih partai seperti Golkar dan partai yang tidak berbasis Islam lainnya. Jadi persoalan PPP adalah tidak mampu menciptakan ciri khasnya sendiri.
Kemudian tidak mampu mereproduksi elite-elite baru yang kuat untuk penarik suara bagi partai. PPP juga kehilangan ciri dan ideologi.
“Sekarang kan pertayaannya, sipil society apa yang membackup PPP. Itu tidak ada. PKB kan jelas, PKS jelas, PAN jelas,” imbuh Ali.
Itulah yang membuat sehingga lama-lama kelamaan suara PPP semakin kecil. Jika dilihat mulai dari Pemilu 1999, lalu 2004, 2009, 2014, 2019, hingga 2024 itu terus turun.