MAKASSAR, BACAPESAN.COM — Idulfitri tahun ini akan jadi Lebaran istimewa. Jumlah pemudik diperkirakan mencapai 193,6 juta, jumlahnya 71 persen dari jumlah penduduk.
Ini rekor baru jumlah pemudik. Sejak Covid-19, jumlah pemudik turun drastis. Pada 2020 jumlah pemudik hanya 294 ribu, kemudian pada 2021 ada peningkatan menjadi 1,5 juta. Lonjakan mudik baru pulih tahun lalu, mencapai 123 juta orang.
Sementara di Sulsel, lonjakan pemudik juga diperkirakan terjadi. Pada 2023 lalu, jumlah pemudik di Sulsel mencapai 4,2 juta orang, tahun ini diperkirakan meningkat hingga 7 persen.
Dari sisi ekonomi, paling tidak ada tiga esensi ekonomi dari tradisi mudik Lebaran. Jika dikelola dengan baik, mudik akan memiliki dampak yang signifikan terhadap perekonomian. Mudik dan arus balik menciptakan perputaran uang yang begitu besar dan cepat.
Ada triliunan rupiah uang baru yang beredar di masyarakat. Uang tersebut akan tertransfer dari kota ke kota dan dari kota ke desa hingga perkampungan. Berdasar survei tahun 2023, pengeluaran pemudik rata-rata mencapai Rp2,7 juta per orang.
Secara nasional, perputaran ekonominya diperkirakan mencapai Rp276,11 triliun. Sementara di Sulsel, Bank Indonesia (BI) telah menyiapkan kebutuhan uang hingga Rp5,5 triliun untuk Ramadan dan Idulfitri 2024.
Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Wilayah Sulsel Rudy Bambang Wijanarko menuturkan, peningkatan peredaran uang akan berdampak ke perekonomian. UMKM di daerah dan desa-desa akan hidup.
Rudy merincikan, ada peningkatan hingga 5 persen dibanding kebutuhan 2023 lalu. Peredaran uang tahun ini benar-benar akan membangkitkan ekonomi.