“Itu tidak lain karena stres yang memuncak, kemudian mereka introvert. Kadang-kadang orang begini tidak mau bergaul dengan lingkungan,” jelasnya.
Karenanya, untuk mengetahui masalah sosial warga. Pemerintah dalam hal ini RT RW dan lurah mesti berperan.
“Maka dengan itu ketika kita mau tahu masalah sosial, kita harus ketuk pintu, supaya kita tahu persis apa yang terjadi di dalam,” terangnya.
Diberitakan sebelumny mayat J ditemukan dalam kondisi tinggal tulang belulang di Jalan Kandea 2, Lorong 116 No.6, Kecamatan Bontoala pada Minggu (14/4).
Kini, jasad korban telah dimakamkan keluarga di Pemakaman Umum Jalan Rappocini 2, Kecamatan Rappocini pada Senin (15/4).
Penemuan mayat J itu bermuka saat anaknya, yang kini berusia 17 tahun melaporkan pelaku, ayahnya sendiri ke polisi karena telah dipukuli.
Saat dimintai keterangan oleh polisi, sang anak membongkar kelakuan ayahnya enam tahun lalu, pada 2018 yang membunuh ibunya lalu ditimbun menggunakan semen. (fajar online)