Pisah Sambut di Kalla Toyota, TQ Dapat Doa Pimpin Parepare

  • Bagikan

PAREPARE, BACAPESAN.COM – Kantor Cabang Kalla Toyota Kota Parepare menggelar acara pisah sambut dan sertijab terima jabatan kepala cabang, Rabu, 8 Mei 2024.

Acara ini menjadi momen penting bagi perusahaan untuk memberikan penghargaan kepada kepala cabang sebelumnya, Andi Saydiman Hasanuddin, serta menyambut kedatangan pemimpin baru, Taqyuddin Djabbar (TQ).

TQ yang resmi menjabat sebagai kepala cabang baru mendapat doa dan restu dalam memimpin Kota Parepare. Doa itu disampaikan kepada tamu undangan, termasuk mitra bisnis dan pelanggan setia Kalla Toyota.

TQ menyampaikan komitmennya untuk melanjutkan perjalanan sukses yang telah dibangun sebelumnya. Dalam pidatonya, TQ menegaskan bahwa kepemimpinan barunya akan diwarnai dengan semangat inovasi dan dedikasi yang tinggi untuk memberikan layanan terbaik kepada pelanggan.

Dengan semangat baru dan visi yang jelas, Kalla Toyota Parepare siap memasuki era baru di bawah kepemimpinan TQ

Dalam pidatonya, TQ mengungkapkan kebanggaannya terhadap kota Parepare yang meskipun memiliki populasi sekitar 130 ribu jiwa, tetapi memiliki pasar yang sangat baik.

“Ketika orang bertanya kepada saya apa yang paling membanggakan dalam hidup kamu, hanya satu kata yakni Toyota,” jelasnya.

Sebab kata dia, merek Toyota tidak hanya menjadi produk unggulan secara global dan nasional, tetapi juga menduduki posisi teratas di Sulawesi Selatan dan Kota Parepare.

TQ menyoroti relevansi pasar dengan menyebutkan bahwa dari 100 orang yang memiliki kendaraan di dunia, 32 di antaranya adalah mobil Toyota. Angka ini meningkat di Indonesia, Sulawesi Selatan, dan khususnya Parepare, di mana keberadaan mobil Toyota jauh lebih dominan daripada merek lain.

“Bagaimana cara menakarnya, dengan melihat market share saat ini, di dunia dari 100 orang yang memiliki kendaraan 32 itu bermerek Toyota. Di Indonesia dari 100 mobil, 34 bermerek Toyota, di Sulawesi Selatan dari 100 orang memiliki kendaraan 36 bermerek Toyota, dan di Parepare itu dari 100 yang membeli mobil 48 orang bulan lalu dia menggunakan Toyota,” katanya.

Lebih lanjutnya, hal ini didukung karena toyota memiliki sumber daya manusia (SDM) yang andal di masing-masing di bidangnya.

Selain itu, TQ menyebutkan pentingnya Parepare sebagai pusat kegiatan administratif di wilayah Ajatappareng, dengan potensi besar yang dimilikinya.

“Di sebelah utara kita (Parepare) berbatasan dengan Barru, di sebelah selatan berbatasan dengan Pinrang, di tenggara kita berbatasan dengan Sidrap, dan di sebelah barat kita berbatasan dengan selat Makassar, potensi besar luar biasa. Kita dikelilingi oleh kota satelit yang menopang Parepare,” tegasnya.

Karena itu, dia optimistis Parepare bisa menjadi kota satelit untuk daerah seperti Ibu Kota Nusantara (IKN).

“Sehingga itu Parepare dikatakan, kota Bandar Madani. Itulah kenapa Parepare dikatakan kota niaga. Ini harus diperbaiki,” ujarnya.

TQ menyerukan pentingnya peran profesionalisme di pemerintahan, yang dianggapnya memiliki keunggulan dalam merumuskan strategi dan mencapai target. Dia menekankan filosofi kolaborasi dari Kalla, bahwa kesuksesan bukanlah tentang mengalahkan pesaing, tetapi tentang kemajuan bersama.

“Bagaimana anda bisa mencapai target 70 unit perbulan. Kita sudah 48 persen market share. Sudah 48 dari 100 mobil sudah merek Toyota. Apa kita tega membuat merek lain tidak menjual, sementara kita menang sendiri. Tidak bisa, kita harus maju bersama, begitu filosofi Kalla,” harapnya.

Namun, TQ juga mengakui bahwa tantangan utama dalam meningkatkan pangsa pasar bukanlah hanya masalah penjualan mobil atau dedikasi terhadap merek, melainkan juga ukuran pasar yang relatif kecil.

Apalagi kata dia, Parepare, dengan luas wilayah 99,33 kilometer persegi dan penduduk sekitar 130 ribu jiwa, dan APBD nya Rp 1 Triliun memerlukan strategi yang inovatif dalam menggerakkan potensi ekonominya.

“Peningkatan pasar memerlukan langkah-langkah strategis dari pemerintah daerah, bukan semata-mata tanggung jawab kepala cabang. Kepala Cabang tidak punya kemampuan untuk itu, bukan soal kompetensi, tetapi persoalan otoritas tugas dan kewenangannya tidak ada pada itu. Namun yang bertugas untuk itu, adalah pemerintah daerah,” tandasnya.(rud)

  • Bagikan

Exit mobile version