Jika hasil surveinya positif, Irwan Adnan akan lebih memantapkan diri menghadapi perebutan kursi wali kota dan wakil wali kota.
“Prinsip saya optimis, bismillah apapun namanya kita realistis melihat hasil survei, salah satu metode yang dipercaya ialah hasil survei. Tidak bisa kita konyol (langsung maju) jangan sampai kita hanya merasa saja,” ujarnya.
Sebagai aparatur sipil negara, ia siap meninggalkan profesinya sebagai birokrat untuk maju dalam kontestasi politik ini.
“Iya, itu harus, pasti mundur kalau memang semua sudah bersyarat dan memungkinkan ya kita jalan. Kita mau 01 tapi tentu kita harus realistis apakah ke 01, 02, atau kembali atau laptop (ASN),” tuturnya.
Dikonfirmasi terpisah, pengamat politik Prof Sukri Tamma mengatakan, sebagai seorang birokrat, Irwan Adnan punya pengalaman mumpuni. Ia memiliki kompetensi dan jaringan yang kuat selama berkecimpung di dunia birokrat.
“Ketika pak Irwan maju ada beberapa penghitungan, pertama pengalaman birokrasi, kedua jaringannya selama ini di Kota Makassar sudah dirasa cukup karena kan selama ini sering masuk ke lapangan,” kata Prof Sukri Tamma.
Hanya saja kata Prof Sukri Tamma, hitung-hitungan politik biasanya berbeda, sebagai pendatang baru Irwan Adnan bisa mencoba pertarungan untuk posisi wakil wali kota alias 02.