Pemeriksaan kesehatan rutin dan pemantauan berkala oleh perusahaan bus juga menjadi hal yang tidak bisa ditawar.
Ketiga, Hadi menyoroti pentingnya koordinasi lintas sektor, seperti Dinas Perhubungan, Kepolisian dan Dinas Pendidikan. “Sanksi tegas bagi pelanggar aturan keselamatan harus diterapkan tanpa pandang bulu,” tegasnya.
Keempat, edukasi publik mengenai pentingnya memilih transportasi yang aman juga menjadi kunci. “Hal ini harus dipahami pihak sekolah, maupun orang tua siswa, sebelum study tour,” urai Ketua Majelis Pustaka dan Informasi Muhammadiyah Sulsel itu.
Terakhir, Hadi menyinggung soal pemanfaaatan teknologi. “Implementasi teknologi seperti GPS dan sistem monitoring dalam bus dapat memberikan pengawasan real-time dan data berharga untuk evaluasi pada masa mendatang, seperti memantau sopir yang ugal-ugalan,” tukasnya.
Hadi menegaskan bahwa keselamatan perjalanan, seperti study tour, memerlukan pendekatan holistik yang melibatkan regulasi ketat, pengawasan berkelanjutan, dan partisipasi aktif semua pihak.
Dengan mendorong solusi komprehensif ini, kata Hadi, diharapkan keselamatan siswa dapat terjamin tanpa mengorbankan kesempatan mereka mendapatkan pengalaman belajar yang berharga. (Hikma)