JAKARTA, BACAPESAN.COM – PT PLN (Persero) hadir dalam mendukung daya saing industri dengan pemanfaatan pasokan energi bersih. PLN menyuplai kebutuhan energi hijau pabrik pemurnian atau smelter PT Ceria Metalindo Prima melalui Renewable Energy Certificate (REC) sebesar 7.384 GWh hingga tahun 2030.
Kerja sama tersebut ditandai dengan penandatanganan Perjanjian Jual Beli REC di Kantor Pusat PT PLN (Persero), Senin (20/05). Tidak hanya itu, PT PLN (Persero) juga menunjukan komitmennya dalam mendukung hilirisasi mineral dengan penandatanganan amandemen Perjanjian Jual Beli Tenaga Listrik (PJBTL) dengan total daya 514 Mega Volt Ampere (MVA) bersama PT Ceria Metalindo Prima dan PT Stargate Mineral Asia.
Dalam sambutannya, Direktur Retail dan Niaga, Edy Srimulyanti menjelaskan REC merupakan jawaban atas kebutuhan sektor industri dan bisnis dalam mendukung langkah dekarbonisasi. Hal ini selaras dengan upaya Pemerintah dalam mencapai target Net Zero Emissions (NZE) pada tahun 2060 atau lebih cepat.
“REC merupakan bentuk layanan PLN untuk memudahkan pelanggan mendapatkan pengakuan internasional atas penggunaan Energi Baru Terbarukan (EBT) yang transparan, akuntabel, dan diakui secara global. Setiap sertifikat REC membuktikan bahwa listrik per megawatt hour (MWh) yang digunakan pelanggan berasal dari pembangkit EBT atau nonfosil,” ujar Edy.
Selain itu Edy juga menegaskan tugas PLN adalah memastikan pasokan listrik ke seluruh pelosok, mendorong laju pertumbuhan perekonomian hingga menciptakan multiplier effect melalui kesiapan pasokan listrik untuk industri dan bisnis khususnya di tanah air.
Pada kesempatannya, General Manager PT PLN (Persero) Unit Induk Distribusi Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Barat (UID Sulselrabar), Moch. Andy Adchaminoerdin menegaskan PLN berkomitmen untuk mendukung pertumbuhan ekonomi di Sulawesi Tenggara yang terwujud dalam penandatanganan amandemen PJBTL dengan PT Ceria Metalindo Prima dan PT Stargate Mineral Asia.
“Kami menyambut baik saat ini kembali dipercaya untuk berperan dalam menyediakan layanan kelistrikan yang andal, tepat waktu dan yang terpenting adalah dari energi bersih. Terima kasih kepada PT Ceria Metalindo Prima yang juga mempercayakan layanan REC sebesar 7.384 GWh hingga tahun 2030,” kata Andy.
Andy mengatakan REC PLN merupakan produk hasil kerja sama dengan Clean Energy Investment Accelerator (CEIA). REC ini dilengkapi sistem pelacak elektronik dari APX TIGRs yang berlokasi di California, Amerika Serikat. Oleh karenanya setiap sertifikat yang diterbitkan tidak bisa dibeli atau dijual oleh orang lain.
“PLN siap mendukung penuh bagi pelanggan sektor industri dan bisnis yang ingin ikut serta dalam mendukung dekarbonisasi dengan menggunakan REC PLN. Apalagi persentase bauran Energi Baru Terbarukan (EBT) di Sistem Kelistrikan Sulawesi Bagian Selatan (Sulbagsel) yang telah mencapai 45,78 persen,” tegas Andy.
Di Sulselrabar sendiri, sampai dengan April 2024 PLN telah menjual REC kepada 6.617 pelanggan yaitu sebanyak 21.417 unit REC yang setara dengan Rp749 Juta. Pelanggan dapat melakukan pembelian REC, baik untuk individu maupun korporasi, melalui situs web https://layanan.pln.co.id/renewable-energy-certificate.
Pada kesempatan yang sama, Direktur PT Ceria Metalindo Prima, Derian Sakmiwata mengapresiasi PLN yang selalu mendukung para pelaku usaha smelter dengan pasokan listrik yang andal serta menyediakan layanan REC. “Kami pelaku usaha mengucapkan terima kasih karena PLN menyokong hilirisasi mineral yang juga merupakan program pemerintah. PLN selain memberikan pasokan listrik juga menyediakan layanan REC sebagai bentuk bukti komitmen kami untuk menghasilkan produk hijau,” kata Derian.
Senada, Direktur Utama PT Stargate Mineral Asia, Muliady Sutio mengucapkan terima kasih atas komitmen dan layanan yang akan dihadirkan PLN. “Dimanapun usaha kami, PLN selalu hadir menjadi solusi. Terima kasih kita juga didukung pasokan listriknya di Sulawesi Tenggara, semoga dengan adanya kerjasama ini dapat semakin menumbuhkan perekonomian yang nyata bagi Indonesia,” pungkas Muliady. (Hikma)