RSUD Andi Makkasau Edukasi Tentang Kegawatdaruratan pada Anak ke Masyarakat

  • Bagikan

PAREPARE, BACAPESAN.COM – Instalasi Promosi Kesehatan RSUD Andi Makkasau Kota Parepare bekerjasama dengan Co-ass Prodi Profesi Dokter Unhas melaksanakan sosialisasi terkait kegawatdaruratan pada anak.

Kegiatan edukasi ini dilaksanakan di ruang tunggu rawat jalan Rumah Sakit Andi Makkasau Kota Parepare, kemarin.

Sebagai narasumber, Co-Ass Prodi Profesi Dokter Unhas, Farah syam menyampaikan jika beberapa anak-anak yang mengalami kegawatdaruratan kebanyakan diketahui meninggal dalam kondisi yang bisa diobati.

“Karena itu, peran kita sebagai orang tua penting mengetahui terkait tanda-tanda kegawatdaruratan terhadap anak,” ujarnya.

Dirinya menjelaskan, kegawatdaruratan merupakan suatu kondisi kritis yang mengancam jiwa dan harus mendapatkan pertolongan pertama sebagai upaya pencegahan.

“Ada beberapa yang perlu diketahui tentang kegawatdaruratan pada anak, seperti sumbatan atau hilang nafas, kebiruan, dan tanda-tanda syok,” katanya.

Menurutnya, kegawatdaruratan pada anak ini terbagi dalam dua jenis, yakni trauma dan non trauma.

Umumnya kondisi kegawatdaruratan trauma berkaitan dengan cedera fisik sehingga membutuhkan tindakan pembedahan.

Sedangkan kegawatdaruratan non trauma berkaitan dengan kegagalan sistem saraf, pernapasan, dan sebagainya.

Umumnya pada anak-anak kondisi kegawatdaruratan nontrauma sering terjadi dengan beberapa ciri-ciri yang harus diketahui oleh masing-masing orang tua.

“Ciri-ciri kegawatdaruratan non trauma pada anak seperti hilangnya kesadaran (penurunan respon, susah diajak berbicara/melantur), sesak napas (tarikan napas berlebih hingga membiru di mulut dan sekitar lidah), nyeri kepala hebat, tidak dapat berjalan secara tiba-tiba, muntah, nyeri dan diare hebat hingga dehidrasi, dan demam tinggi,” jelasnya.

Apabila orang tua menghadapi buah hatinya dengan tanda-tanda di atas, lanjut dia, maka hal pertama yang harus dilakukan adalah memberikan pertolongan kegawatdaruratan dan sebisa mungkin tidak panik.

“Karena kasus kegawatdaruratan ini memerlukan ketepatan serta kecepatan waktu tanggap dalam memberikan tindakan pertolongan,” pungkasnya.(rud)

  • Bagikan