Inovasi Pedati dan Geliat Dari TP PKK Tompobulu Difokuskan untuk Tekan Stunting

  • Bagikan
Wakil Ketua TP PKK Kabupaten Gowa, Musaddiyah Rauf saat melakukan Supervisi Monitoring Evaluasi dan Pelaporan (SMEP) di Desa Bontobuddung, Kecamatan Tompobulu, Rabu (10/7).

GOWA, BACAPESAN.COM – Wakil Ketua TP PKK Kabupaten Gowa, Musaddiyah Rauf mengapresiasi Inovasi gerakan “Pedati” atau Peduli Anak Stunting dan “Geliat“ atau Gerakan Peduli Ibu dan Anak Sehat yang telah dijalankan oleh Tim Penggerak PKK Kecamatan Tompobulu bekerjasama dengan Puskesmas yang ada di Kecamatan Tompobulu.

Hal ini diungkapkan Musaddiyah saat melakukan Supervisi Monitoring Evaluasi dan Pelaporan (SMEP) di Desa Bontobuddung, Kecamatan Tompobulu, Rabu (10/7).

Menurutnya apa yang dijalankan saat ini guna mendukung program pemerintah pusat dan pemerintah daerah dalam menekan dan menurunkan angka stunting.

“Kami menyampaikan apresiasi kepada seluruh jajaran Tim Penggerak PKK Kecamatan Tompobulu, pemerintah Kecamatan baik Desa/Kelurahan, maupun para Kader yang telah bekerja keras dalam menekan dan menurunkan angka stunting di daerah,” ungkapnya.

Lanjutnya, kegiatan PKK di daerah merupakan bagian integrasi dari kegiatan-kegiatan secara nasional yang dilaksanakan sejalan dengan prinsip otonomi daerah serasi dan terpadu sampai ke kelompok desa dan kelurahan.

“PKK merupakan mitra kerja pemerintah dalam melaksanakan pembangunan dalam rangka pencapaian tujuan dan tatarannya. PKK melaksanakan 10 program pokok PKK yang dijabarkan ke dalam program prioritas yang mutlak dilaksanakan oleh seluruh jajaran tim penggerak PKK dari tingkat pusat sampai tingkat desakeluraha/kelurahan,” tuturnya.

Ditempat yang sama Ketua TP PKK Kecamatan Tompobulu, Lestari Anwar menjelaskan bahwa Inovasi Pedati itu adalah inovasi penanganan stunting yang kita lakukan bekerjasama dengan seluruh Puskesmas yang ada di Tompobulu khusus untuk mendampingi anak yang stunting.

“Jadi setiap bulan kami bersama para kader mengunjungi anak-anak stunting suport dengan asupan makanan berprotein tinggi, kemudian ibunya kita edukasi dan setiap dua bulan sekali kita mengajar cara mengolah makanan yang sehat,” jelasnya.

  • Bagikan