Suaib sendiri yang hanya bekerja sebagai pencari ikan tak menyangka putrinya lulus dan selangkah lagi menjadi abdi negara di Korps Bhayangkara. Mengingat dia hanya berasal dari pulau terpencil dan keluarga yang sederhana dengan pengasihan pas-pasan.
“Kadang sehari dapat ikan, kadang juga nihil karena tergantung cuaca dan ombak. Kalau dapat, biasanya Rp 100 ribu, kalau agak bagus rejeki kadang sampai Rp 300 ribu,” tutur Suaib saat diwawancara, Jumat (10/7/2024).
Lebih lanjut, Suaib menjelaskan, dirinya berada di Kota Makassar sudah sebulan lebih. Ia sengaja turut menginjakan kaki di ibu kota Provinsi Sulawesi Selatan untuk mendampingi sang putri sulung mendaftar sebagai calon Polwan.
Namun untuk menuju Kota Makassar, Suaib dan putrinya Kiki harus melalui perjalanan panjang dengan beberapa kali menyebrang pulau. Pasalnya, lokasi rumahnya berada di sebuah pulau terluar, tepatnya di Dusun Kalumbe, Desa Tambuna, Kecamatan Takabonerate, Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan.
Pulau Pasitallu merupakan salah satu pulau di gugusan Takabonerate, dari 7 pulau berpenghuni dan 10 pulau tak berpenghuni. Mayoritas warganya, menyambung hidup dengan menjadi nelayan.
Hasil tangkapan ikannya, kadang dijemput kapal pedagang ikan dari Sinjai, bahkan ada yang dijual langsung ke NTT.
Terlebih untuk menuju ibu kota Kecamatan Takabonerate saja, Suaib dan Kiki harus menempuh perjalanan laut selama 4 jam. Itu pun harus menumpangi kapal barang yang dalam sebulan, hanya dua kali menyebrang.