PAREPARE, BACAPESAN.COM – Tim asistensi Komisi Penanggulangan HIV/AIDS (KPA) Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) menggelar audiensi dengan Pemerintah Kota (Pemkot) Parepare, di Lounge BJ Habibie, Kantor Wali Kota Parepare, Selasa, 23 Juli 2024.
Tujuannya, dalam rangka membentuk kelembagaan untuk menggerakkan percepatan upaya pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS di Kota Parepare.
Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Parepare HM Husni Syam, didampingi sejumlah asisten, staf ahli, pimpinan SKPD terkait di lingkungan Pemkot Parepare, dan perwakilan Kementerian Agama (Kemenag) Kota Parepare hadir menerima rombongan tim KPA Sulsel itu yang dipimpin oleh Prof Arlin Adam.
Dalam kesempatan itu, HM Husni Syam mengatakan, kegiatan ini dalam rangka membahas kelembagaan pencegahan HIV/AIDS di Kota Parepare.
“Betapa pentingnya, kita bersatu padu untuk melakukan upaya-upaya pencegahan HIV/AIDS. Bukan, hanya kerja-kerja pemerintahan daerah. Tetapi kita berharap, semua unsur stakeholder terkait untuk berpartisipasi dalam upaya penanggulangan HIV/AIDS,” kata Husni Syam dalam sambutannya
Meski demikian, kata dia, tentu ada beberapa hal yang perlu diperbaiki ke depannya. Utamanya, melalui organisasi perangkat daerah terkait, untuk terus bersama-sama dalam menjalin komunikasi dan koordinasi yang harus terus dioptimalkan dengan lembaga di luar pemerintahan.
“Agar upaya-upaya yang kita lakukan ini bisa berjalan dengan maksimal. Posisi Parepare, kalau kita lihat menjadi potensi menyebarnya (HIV/AIDS). Olehnya itu, mungkin ke depan, harus kita lakukan kegiatan-kegiatan yang sifatnya monitoring, evaluasi dan sebagainya,” jelasnya.
Dia pun, memberikan apresiasi kepada Tim asistensi KPA Provinsi Sulsel yang mendukung Pemkot Parepare Parepare dalam mencegah HIV/AIDS. Sebab kata dia, ini merupakan fokus utama pemerintah.
“Jangan sampai, semakin banyak kasus yang terjadi. Bisa mengancam kehidupan masyarakat kita,” ungkapnya.
Sementara, Prof Arlin Adam mengatakan, Parepare saat ini memperlihatkan grafik peningkatan kasus yang begitu cepat.
“Ada beberapa faktor risiko yang menyebabkan kejadian seperti itu muncul. Salah satunya, Parepare adalah kota destinasi. Dia (Parepare) adalah pusat kunjungan. Di Parepare ini perlintasan, ada pelabuhan. Semua ini berpotensi munculnya, faktor-faktor risiko,” ujarnya.
Karena itu, kata dia, jika tidak dilakukan pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS secara dini, dalam waktu yang relatif singkat akan muncul ledakan kasus.
“Ini yang kita khawatirkan, dan manakala terjadi ledakan kasus di Parepare. Tentu, dia (Parepare) akan menjadi titik yang sangat strategis bagi tersebarnya penyakit HIV/AIDS ke berbagai kabupaten/kota yang ada,” jelasnya.
Oleh karena itu, dia berharap pencegahan dapat dilakukan secara serentak oleh Pemkot Parepare dan KPA Provinsi Sulsel. “Kami tadi, bersama-sama dengan Pak Sekda bersama dengan lintas sektor membangun komitmen untuk mengatasi persoalan ini secara lintas sektor,” katanya.
Dia berpesan, agar setiap sektor di lingkungan Pemkot Parepare dapat memiliki berbay program dalam pencegahan HIV/AIDS.
“Nah kalau ini, dilakukan secara bersama-sama, mungkin upaya pencegahan bisa signifikan. Tetapi, kalau masing-masing sektor bergerak sendiri-sendiri sampai kapanpun evidence ini tidak dapat dicegah,” pesannya.
Dia berasumsi, jika Parepare memiliki program yang intensif ada kemungkinan penanggulangan HIV/AIDS bisa diatasi di Sulsel.
“Parepare itu masuk dalam urutan lima besar (kasus HIV/AIDS di Sulsel). Makanya Parepare masuk daerah yang strategis untuk dijangkau dalam prioritas program,” tegasnya.
Dia mendorong Parepare untuk membentuk lembaga. “Bagaimana Pak Pj Wali Kota, mengeluarkan kembali kebijakan dalam bentuk surat keputusan tentang kepengurusan KPA. Kedua, surat keputusan tentang kesekretariatan. Karena ada dua ini, yang harus kita benahi, pengurunya sama sekretariat. Karena sekretariat ini, kita harapkan secara intensif melakukan koordinasi secara terus menerus dengan lintas sektor,” tandasnya. (*)