“Tantangan terbesar di industri perhotelan hari ini, kami melihat ada peluang lewat berkompetisi ditengah hotel semakin semarak dan tumbuhnya brand-brand baru. Kami melihat itu peluang, bagaimana kami bertahan menjadi hotel pilihan. Berbagai hal kami lakukan, meningkatkan fasilitas, memberi sentuhan baru dan layanan yang mengutamakan pelayanan dari hati dan tentunya memberikan yang terbaik agar bagaimana tamu kembali ke hotel,” ungkapnya.
Tantangan berikutnya Menur Ari adalah semakin pesatnya perkembangan teknologi dan digitalisasi. Bak dua mata pisau, digitalisasi mampu membawa dampak positif dan juga dampak negatif.
“Jadi karena era digital, kami berusaha mengikuti trend berkembang dan perlahan berusaha menuju digital. Misalnya reservasi kamar, misal ada keluhan dan masukan kita membuka ruang secara online untuk mendengarkan keluhan dan merubahnya menjadi lebih baik,” Jelasnya.
“Di era digitalisasi saat ini ada sosial media dan ulasan di google, pasti ada saja tamu yang kurang puas dan hak tersebut tidak bisa kita tolak. Namun kita selalu mencoba berupaya positif, mentrakcing dan mencari solusi. Kemudian berupaya merubah keluhan menjadikan hal positif. Kalau ada hal yang tidak di antisipasi, kita coba melihat dari dalam dan menghadirkan kegiatan positif, bahkan berkomunikasi,” sambungnya.
Lebih jauh Intiwhiz saat ini berupaya memenuhi kemungkinan pasar diberbagai segmen.
“Target pasar yang ingin diraih ada berbagai macam. kami ada 22 brand saat ini, ada bintang 5, bintang 4, bintang 3, bintang 2 dan budget hotel. Marketnya menyasar semua kalangan. Kita kasi pilihan untuk para tamu sesuai kebutuhan dan kemampuan, namun pelayanan tetap bintang 5” bebernya.
Salah satu menjaga pasar Intiwhiz tetap tumbuh di segala segmen, pihaknya terus memperkenalkan brandnya. Salah satu yang diupayakan adalah berpartisipasi aktif dalam berbagai event. Di Makassar, dua hotel besutan Intiwhiz yakni Whiz Prime Hasanuddin dan Whiz Prime Sudirman ikut meramaikan event yang menargetkan ribuan pengunjung ini.
“Memang kita ikut partisipasi di kali ke dua, ketika hotel kami di Makassar mengatakan ingin kembali berpartisipasi maka mereka join sekaligus support industri pariwisata untuk peningkatan ekonomi di Indonesia,” ucapnya.
“Jadi kami seperti tahun lalu buka boot di area H8 khusus hotel. Dan kita jual voucher dengan harga spesial ekonomi, jumlahnya terbatas yang pasti 2 digit. Harganya di Whiz Prime Sudirman Rp 200 RB itu dapat kamar tipe superior dan valid hingga Desember. Untuk Whiz Prime Hasanuddin kami jual diharga Rp 225, lebih mahal sedikit karena free akses swimming pull. Selain itu ada juga street food, bisa langsung makan di tempat. makanannya simpel namun kualitas hotel. Ada juga promo khusus spesial event menikah dan mappettuada dan banyak lagi,” tandasnya. (Hikma)