Sebelumnya, Muhammadiyah di sejumlah daerah telah menarik dana yang disimpan di Bank Syariah Indonesia (BSI), sesuai dengan instruksi dari Pimpinan Pusat Muhammadiyah berdasarkan memo nomor 320/I.0/A/2024 tentang konsolidasi dana. Insiden serius pada sistem transaksi BSI pada Mei 2023 yang berlangsung selama lima hari menyebabkan gangguan besar bagi jutaan nasabah, termasuk ribuan Amal Usaha Muhammadiyah (AUM).
Ketua Lembaga Pengembangan Usaha Mikro Kecil Menengah (LP UMKM) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Tengah, Khafid Sirotudin, mengungkapkan keprihatinannya terhadap hubungan Muhammadiyah dengan BSI. “Pada minggu kedua bulan Mei 2023, BSI mengalami gangguan sistem transaksi selama 5 hari,” ungkapnya.
Gangguan tersebut juga dirasakan oleh ribuan Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) yang menggunakan BSI sebagai mitra perbankan.
Wakil Ketua Lembaga Pengembang UMKM PPM, Syafrudin Anhar, menyoroti perlunya perlindungan hak nasabah sesuai dengan Undang-Undang Perlindungan Konsumen dan regulasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Menteri BUMN Erick Thohir mengakui adanya serangan siber yang menyebabkan gangguan serius pada layanan BSI. “Ada serangan, saya bukan ahlinya, tapi disebutin three point apalah itu,” ujarnya saat menghadiri KTT ASEAN di Manggarai Barat, Labuan Bajo, pada 10 Mei 2023.
Akibat insiden tersebut, berbagai Amal Usaha Muhammadiyah, termasuk perguruan tinggi dan rumah sakit, serta badan usaha milik Muhammadiyah, mengambil langkah tegas untuk menarik dananya dari BSI.
Khafid Sirotudin menceritakan bahwa salah satu Direktur AUM di Jawa Tengah didatangi rombongan pimpinan dan staf kantor cabang BSI yang meminta agar simpanan milik AUM tidak ditarik dan pembiayaan tidak dialihkan ke bank lain. Namun, AUM tetap berpegang teguh pada keputusan PP Muhammadiyah. (fajar online)