Urgensi Pelayanan Kesehatan Preventif dan Promotif

  • Bagikan
A. Muh Washiel Amanda Kisman

MAKASSAR, BACAPESAN.COM – Penulis adalah mahasiswa biasa yang sedang menjalani program studi Kedokteran Gigi di salah satu Universitas yang ada di Kota Daeng, akhir-akhir ini penulis menyadari ketika menyusuri jalanan kota betapa ternodainya pandangan penulis melihat beringasnya komersialisasi baik dari komersialisasi industri, bisnis, usaha yang ada di jalanan, betapa banyak iklan-iklan yang mereka pasang dengan jualan jualannya, baik spanduk, banner, dan reklame digital, tidak cukup dinodai oleh iklan-iklan yang disuguhkan di jalanan sudah terlalu banyak spanduk, banner, dan lain sebagainya untuk Kepentingan Politik dengan jargon “Pilih saya nanti Kota akan Maju, nanti Indonesia akan maju, bla-bla-bla dan seterusnya.” saya tidak bisa melihat pemandangan kota dengan lepas, terlalu sesak dengan promosi-promosi ‘jual-jual dan ‘pilih-pilih’

Isu Pelayanan Preventif dan Promotif Kesehatan

menurut Kemenkes, hanya 20% Penduduk Indonesia yang mengerti Gaya Hidup Sehat. (https://www.kompas.id/baca/utama/2019/09/20/kesehatan-germas-jangan-hanya-jargon)
Seperti yang ditulis di bagian Prolog, yaitu betapa mirisnya jalanan dipenuhi dengan Iklan yang mementingkan Bisnis dan Politik, sementara tidak ada satupun saya lihat mengenai Edukasi Kesehatan, bentuk Promotif Kesehatan dan Upaya Pencegahan/Preventif penyakit yang dipromosikan. Maka tidak heran, masih banyak masyarakat yang lebih percaya dengan dukun atau istilahnya ‘orang pintar’ daripada dokter, karena upaya promosi pengobatan tradisional dari dukun lebih masif, turun temurun dan terkenal di kalangan penduduk-penduduk yang dijelaskan di Jurnal Penyembuhan dari Dukun: Pemanfaatan Layanan Kesehatan Tradisional di Zaman Kesehatan
Modern (Muhammad Syaiful, Arif R.Hakim, Imamul) (https://journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/diversity/article/download/19740/10867/)

Kesimpulan
Promotif dan terutama Preventif harus diutamakan dalam pelayanan kesehatan bukan berarti meniadakan pelayanan kesehatan kuratif, karena pada dasarnya mencegah lebih baik daripada mengobati, maka dari itu perlu diapresiasi program Kemenkes yang berusaha diwujudkan yaitu “Transformasi Kesehatan Indonesia” yang mengutamakan Pelayanan Promotif dan Preventif terdapat pada program Transformasi Layanan Primer*, Transformasi Kesehatan Indonesia mencakup 6 Pilar Jenis Transformasi Kesehatan yaitu :

  1. Transformasi Layanan Primer
  2. Transformasi Layanan Rujukan
  3. Transformasi Sistem Ketahanan Kesehatan
  4. Transformasi Pembiayaan Kesehatan
  5. Transformasi SDM Kesehatan
  6. Transformasi Teknologi Kesehatan
    (https://www.kemkes.go.id/id/layanan/transformasi-kesehatan-indonesia)

Besar harapan di 2036 kita bisa mencapai The SDG’s, yang salah satu dari 17 tujuan yang sudah ditetapkan pada Sidang PBB pada September 2015 adalah Kehidupan Sehat dan Sejahtera, dan mewujudkan Indonesia Emas 2045. (https://sdgs.bappenas.go.id) (*)

  • Bagikan

Exit mobile version