SURABAYA, BACAPESAN.COM –SMP Petra Kristen Petra 2 dan SMAK Petra 2 Surabaya menjadi sorotan. Kedua sekolah itu ditarik uang keamanan oleh RW setempat dengan angka fantastis yakni mencapai Rp 35 juta.
Hal itu membuat Wakil Wali Kota Surabaya Armuji geram. Orang nomor 2 di Surabaya itu turun gunung untuk memastikan apa yang sebenarnya terjadi. Armuji mengatakan, awalnya, angka yang diminta tidak langsung Rp 35 juta.
”Jalan yang dilalui di SMP dan SMA Kristen Petra Surabaya itu sudah diserahkan ke Pemkot Surabaya. Sekitar tahun 70, nah itu sekolah masih mau membayar uang keamanan Rp 25 juta. Lalu, sekarang naik Rp 35 juta,” ujar Cak Ji sapaan akrab Wakil Wali Kota Surabaya Armuji kepada JawaPos.com saat dihubungi.
Mantan Ketua DPRD Surabaya itu menegaskan, permintaan uang iuran itu adalah ilegal. Tidak ada uang untuk keamanan.
”Rp 35 juta itu kali 4 (RW) loh, jadi seratus juta sekian per bulan untuk gaji satpam. Lah satpam dihitung seluruh kompleks itu sekitar 25-30an. Akhirnya Petra audit, kalau satpam sekian sisa uangnya banyak, terus warga lain diasumsikan tidak bayar,” kata Armuji.
Armuji menyebutkan, tidak ada hasil dari mediasi keduanya. Baik dari sekolah dengan pengurus RW setempat. Menurut pengurus RW setempat, angka Rp 25 juta tidak cukup. Jadi, butuh menaikkan angkanya menjadi Rp 35 juta. Alasannya yakni jalan bising karena ada lalu lalang kendaraan.
”Karena warga nggak mau kalau Rp 25 juta, alasannya macet, bising. Tapi saya ngomong, kalau iuran cocok (Rp 35 juta) nggak macet, tapi kalau nggak cocok (Rp 25 juta) dikata macet. Kan lucu. Akhirnya kalau viral gini ada proses hukum, ke polisi atau gimana gitu,” ucap Armuji. (jawapos)