“Alur ceritanya kami mencoba menggambarkan stigma sosial janda yang seharusnya diubah. Digambarkan misal laki-laki melihat janda begini, ibu-ibu melihat janda begini, tapi pernah tidak kita liat perasaan anak janda di sekolah, janda dengan anaknya, bagaimana dihadapi ekonominya,” tambahnya.
Terkait kendala dalam shooting, Rere mengatakan ada pada lokasi dan bahasa.
“Shooting kita ada kendala yakni lokasi yang susah dijangkau, tempatnya di puncak gunung, jalan sempit dan mobil untuk putar pun tidak bisa karena ada tanjakan sehingga kita harus satu kali take jadi, dan kami naik mobil sapi untuk sampai ke lokasi,” ucapnya.
“Tantangan ke dua bahasa, film ini berbahasa Indonesia karena saya pikir pasarnya akan lebar, janda tidak hanya di Sulsel sehingga bioskop di pelosok Jawa seperti Sumenep, Wonosobo juga dapat menayangkan ini. Kendalanya sebenarnya disitu, ada satu adegan dalam trailer harus berkelahi dengan ibu-ibu namun menggunakan bahasa Indonesia padahal kebiasaan logat Makassar, itu susah karena harus membutuhkan pendalaman,” sambungnya.
Pemeran Utama, Arlita Reggina yang berperan sebagai Prapti mengungkapkan kesulitannya memerankan karakter utama sebagai janda. Pasalnya, dirinya belum pernah menikah.
“Ini karakter utama dan pertama kalinya saya menjadi janda. Apalagi saya masih gadis, solusinya saya membaca skrip berulang dan belajar untuk mendalami peran ini. Selama shooting saya senang ketemu dengan teman-teman dan karakter yang beda dari sebelumnya. Pandangan soal janda harus di ubah dan harus saling menghargai,” tandasnya. (Hikmah)