MAKASSAR, BACAPESAN.COM – Demokrasi merupakan sistem pemerintahan yang memungkinkan partisipasi aktif dari warga negara dalam pengambilan keputusan dan pengawasan kekuasaan. Namun, meskipun demokrasi sering dianggap sebagai sistem pemerintahan yang ideal, ia memerlukan perawatan dan perhatian terus-menerus agar tetap berfungsi dengan baik. Salah satu cara untuk “merawat” demokrasi adalah dengan meningkatkan keterlibatan dan pendidikan warga negara.
Keterlibatan pemuda dalam demokrasi merupakan faktor penting dalam membentuk masa depan suatu bangsa. Pemuda, sebagai generasi penerus, memiliki potensi besar untuk mempengaruhi arah kebijakan dan perkembangan sosial-politik. Dengan melibatkan pemuda dalam proses demokrasi, kita tidak hanya memperkuat sistem demokrasi itu sendiri, tetapi juga memberikan kesempatan bagi pemuda untuk berperan aktif dalam menentukan nasib negara mereka
Keterlibatan warga negara adalah salah satu pilar utama dalam sistem demokrasi. Partisipasi aktif dalam proses politik, seperti pemilihan umum, perdebatan publik, dan kegiatan masyarakat lainnya, merupakan indikator kesehatan demokrasi. Keterlibatan ini memastikan bahwa suara berbagai kelompok masyarakat didengar dan dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan.
Namun, dalam praktiknya, seringkali terjadi apati politik, di mana warga negara merasa tidak terlibat atau tidak berdaya dalam proses politik. Untuk mengatasi hal ini, penting untuk mengembangkan mekanisme yang mendorong partisipasi aktif. Misalnya, menyediakan platform digital untuk diskusi publik, mempermudah akses ke informasi politik, dan menyelenggarakan forum-forum diskusi di tingkat lokal dapat meningkatkan keterlibatan masyarakat.
Pendidikan warga negara, atau civic education, memainkan peran penting dalam merawat demokrasi. Pendidikan ini meliputi pengetahuan tentang hak dan kewajiban sebagai warga negara, pemahaman tentang sistem politik dan hukum, serta keterampilan dalam berpikir kritis dan berargumen. Pendidikan yang baik akan menciptakan warga negara yang lebih informatif dan terlibat, yang dapat berkontribusi pada kualitas demokrasi.
Kurangnya pendidikan tentang demokrasi dapat mengakibatkan ketidakpahaman tentang bagaimana sistem politik bekerja dan bagaimana cara efektif untuk berpartisipasi dalam proses demokrasi. Oleh karena itu, sistem pendidikan formal dan non-formal harus memasukkan kurikulum yang membahas prinsip-prinsip demokrasi, hak asasi manusia, dan keterampilan berpikir kritis. Program pelatihan dan seminar juga dapat membantu meningkatkan kesadaran dan pemahaman tentang pentingnya peran individu dalam sistem demokrasi. (*)