MAKASSAR, BACAPESAN.COM – Indosat Ooredoo Hutchison (Indosat atau IOH) terus menegaskan komitmennya dalam menjalankan program Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility atau CSR), khususnya yang berfokus pada pelestarian lingkungan.
Sampah laut merupakan salah satu isu lingkungan di sekitar kawasan pantai di Pulau Lae-lae. Sampah yang sebagian besar dari pastik dapat membahayakan biota laut dan habitatnya di sepanjang pantai. Hal inilah yang menggerakkan Indosat untuk melakukan aksi bersih pantai di Pulau Lae-lae pada Sabtu (24/8).
EVP Head of Circle Kalimantan Sulawesi Maluku dan Papua (Kalisumapa), Swandi Tjia, ikut terjun langsung melakukan aksi bersih pantai bersama tim Indosat Region Sulawesi. Swandi mengatakan Pulau Lae-lae merupakan salah satu destinasi wisata yang harus terus dijaga keindahan dan kelestarian lingkungannya. Ancaman sampah laut berpotensi merugikan ekosistem di sekitar pantai.
“Pembersihan pantai di Pulau Lae-lae menjadi aksi nyata Indosat untuk memerangi polusi sampah. Kami juga mengajak partisipasi aktif dari warga setempat untuk ikut serta melakukan aksi bersih pantai ini,” ucapnya.
Swandi melanjutkan komitmen Indosat sebagai perusahaan yang secara berkelanjutan menjalankan program CSR diwujudkan dalam 4 pilar kegiatan yakni Pendidikan Digital, Pemberdayaan Masyarakat, Lingkungan, dan Filantropi.
“Aksi bersih pantai ini merupakan inisatif kami untuk melestarikan lingkungan bagi masa depan anak cucu kita,” jelasnya.
Ada berbagai program dan inisiatif di pilar Lingkungan yang secara berkelanjutan dilaksanakan oleh Indosat, diantaranya adalah penanaman bibit pohon mangrove yang pernah diterapkan di Desa Bulucindea, Kabupaten Pangkep, Sulawesi Selatan.
“Indosat juga telah menerapkan teknologi Internet of Things (IoT) dalam program Digitalisasi Konservasi Mangrove yang sudah berjalan di 5 kota di seluruh Indonesia. Kami berkolaborasi dengan pihak universitas setempat untuk bersama-sama menjalankan program ini, sebagai bagian dari tujuan besar Indosat untuk memberdayakan masyarakat Indonesia. Di Circle Kalisumapa, program Digitalisasi Konservasi Mangrove ini sudah berjalan di Palu bersama Universitas Tadulako dan di Ambon bersama Universitas Pattimura,” tutup Swandi. (*)