Duet Politisi-Pengusaha dan Birokrat Tulen

  • Bagikan
Duet pasangan calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Makassar Amri Arsyid dan Abd Rahman Bando (ARB) saat mendaftar sebagai peserta pilkada di KPU Kota Makassar, Kamis, 29 Agustus.

MAKASSAR, BACAPESAN.COM — Duet pasangan calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Makassar Amri Arsyid dan Abd Rahman Bando (ARB) diyakini akan membawa Makassar aman bagi seluruh lapisan dan strata sosial masyarakat.

Amri Arsyid merupakan alumni Institut Pertanian Bogor (IPB). Dia seorang politisi dan pengusaha yang banyak berkecimpung dalam bidang pertanian dan agribisnis. Amri bergerak dalam bidang ekspor-impor hasil pertanian dan olahan hasil bumi lainnya. Pengalaman dan aktivitas usaha Amri Arsyid menjadi modal kuat untuk pembangunan jejaring investasi. Pengalaman tersebut menjadi pondasi kuat dalam menjalankan pemerintahan serta dapat membawa masyarakat kota berlayar dalam perahu AMAN GERBANG menuju masa depan yang lebih baik dan maju.

Pengalaman di berbagai perusahaan asing sangat mendukung untuk merealisasikan berbagai program pemerintah, mulai dari kegiatan perdagangan dan jasa, industri rumah tangga yang dikelola masyarakat, hingga UMKM, generasi milenial, dan program pembangunan lainnya. Program-program tersebut dapat diwujudkan dengan dukungan fasilitas dan pembiayaan UMKM, koperasi, komunitas rentan sosial kota, termasuk wilayah pesisir dan pulau. Paslon AMAN diyakini akan membawa perubahan dan peningkatan taraf hidup masyarakat. Program pembangunan dermaga bagi nelayan dan masyarakat pulau akan mendukung peningkatan ekosistem agribisnis hasil olahan laut yang berdaya saing tinggi.

Pakar politik Universitas Hasanuddin, Prof. Sukri Tamma, menilai kondisi seperti ini memang bagus. Namun, untuk konteks Sulsel, situasinya sedikit berbeda. Sebab, asal kedaerahan tidak selalu memberikan jaminan kemenangan. Sukri menilai perebutan suara akan terjadi di wilayah non-basis seperti Luwu Raya dan wilayah selatan Sulsel, termasuk Takalar, Sinjai, Jeneponto, Bantaeng, Bulukumba, dan Selayar.

”Memang basis ini saling beririsan, maka kandidat akan memperebutkan daerah yang bukan basis,” terangnya pada Minggu, 1 September.

Namun, masyarakat biasanya lebih melihat figur. “Sehingga figur ini juga akan bergantung pada strategi mereka mensosialisasikan diri dan siapa yang mensosialisasikan mereka di masyarakat. Kadang-kadang masyarakat melihat siapa yang membawa figur itu ke mereka. Ini penting untuk masyarakat setempat, karena figur itu diasosiasikan dengan siapa,” imbuhnya.

Berkaitan dengan partai, Sukri menganggap tidak semua parpol bisa menjamin keteguhan para kader. Dalam kontestasi politik, sudah menjadi rahasia umum bahwa kader mbalelo sering ditemui. “Partai sebagai organisasi, mereka harus bekerja berdasarkan arahan dari struktur,” kata dia.

  • Bagikan

Exit mobile version