Dalam pelaksanaan Pilkada di Makassar, Ngajib menegaskan Polri bersama TNI dan ASN akan bersikap netral sebagaimana dalam aturan undang-undang.
Selama proses Pilkada berlangsung, Ngajib menyebut akan melibatkan 1.604 personel gabungan, baik dari Polri, TNI, dan unsur pemerintah. Mereka nantinya akan melakukan pengamanan, utamanya saat pelaksanaan pencoblosan.
“Kemudian secara tahapan lain, mulai dari pendaftaran sampai tahapan hingga selesai pencoblosan, kita melibatkan 670 personel, termasuk pelaksanaan kampanye. Kita libatkan 670 personel gabungan. Khusus pelaksanaan pencoblosan 1.604,” ungkapnya.
Sementara itu, Dandim 1408/BS Makassar, Letkol Inf Lizardo Gumay, menegaskan komitmen TNI untuk tetap netral dalam setiap tahapan pemilu, termasuk Pilpres dan Pilkada.
“Kami berkomitmen untuk tetap netral dalam setiap kegiatan, mulai dari Pilpres hingga Pilkada,” ujar Letkol Inf Lizardo Gumay.
Ia juga menambahkan bahwa komitmen netralitas ini sudah terbukti pada pelaksanaan Pilpres sebelumnya.
“Kami sudah buktikan, pada Pilpres kemarin, kami netral,” katanya.
Untuk jumlah prajurit yang diperbantukan melaksanakan pengamanan disebut kurang lebih 350 orang.
“Kalau Kodim sendiri menyiapkan 350 orang. Namun apabila ada perbantuan, kami siap dari batalyon yang ada di sini. Kami siap membantu,” sebutnya.
Kemudian, Pejabat (Pj) Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Makassar, Firman Hamid Pagarra, menekankan pentingnya peran Aparatur Sipil Negara (ASN), TNI, dan POLRI dalam mengawal Pilkada 2024 agar berlangsung aman dan tertib.
“Tujuan dari deklarasi ini adalah untuk menyatukan seluruh unsur ASN, TNI-POLRI, dan memberikan mereka pengetahuan tentang bagaimana menjaga agar Pilkada di Kota Makassar berjalan dengan aman dan tertib,” ujar Firman.
Ia juga menyoroti pentingnya peran masyarakat dalam menciptakan kondisi yang kondusif, terutama karena Kota Makassar kerap dianggap sebagai zona merah dalam pemilu.
Dengan sinergi yang kuat antara pemerintah, aparat keamanan, dan masyarakat, Firman optimis bahwa Pilkada di Kota Makassar dapat berlangsung tanpa hambatan, membuktikan bahwa kota ini mampu menjaga stabilitas dan keamanan selama proses pemilu.
“Ini tidak lepas dari peran seluruh unsur masyarakat, khususnya di kota yang sering dianggap sebagai zona merah. Namun, kami akan membuktikan kepada semua pihak bahwa Makassar selalu mampu menjaga kotanya dengan aman dan tertib,” pungkasnya. (*)