”Makanya kami tidak mengancing kemeja. Supaya perpaduan itu terlihat jelas. Kami tidak kaku, tidak mau ada jarak dengan masyarakat, karena pada akhirnya masyarakat yang harus dilayani dan masyarakat juga yang membantu kami bekerja nantinya kalau diberi amanah,” ungkapnya.
Selanjutnya, dua figur tersebut juga selalu mengenakan setelan kasual dan santai. Kemeja cokelat dan kaos putihnya dipadukan dengan celana jeans dan sepatu kets, sehingga menimbulkan kesan energik namun tetap rapi.
”Banyak yang bilang kami ini sudah tua tapi kok gayanya seperti anak muda. Jangan salah, AMAN mau menegaskan bahwa kami siap berdiskusi dan mengakomodir anak muda. Bagi kami, muda itu tidak melulu soal usia, tetapi juga gagasan, ide, dan kreativitas. Makanya kami melibatkan anak muda dan siap memberi peran kepada mereka,” ungkapnya.
Abdul Rahman Bando juga menegaskan, cokelat ini dipilih karena identik dengan profesinya dahulu sebagai birokrat. Itu menjadi cerminan bahwa AMAN punya kombinasi yang pas antara birokrat dan politisi. Sehingga, kebijakan yang lahir akan lebih tepat sasaran.
”ASN kan warna bajunya cokelat. Saya mantan ASN, saya tahu betul seperti apa rasanya menjadi ASN dan saya faham apa saja kebutuhan ASN. Makanya saya hadir di sini sebagai penegasan bahwa semua kalangan harus mendapat perhatian lebih dari pemerintah, termasuk teman-teman ASN,” tuturnya.
Kandidat ini juga sudah banyak menawarkan program, mulai dari kalangan pedagang, UMKM, industri kreatif, kesehatan, pendidikan, kawasan pesisir, olahraga, hiburan, pangan, air bersih, hingga berbagai persoalan kompleks lainnya.
Termasuk juga kalangan buruh dan masyarakat miskin kota. Program-program tersebut tidak semua muncul dari isi kepala mereka saja, tetapi atas dasar aspirasi dan keluhan yang disampaikan oleh masyarakat Kota Makassar. (*)