Amri melihat tantangan ini sebagai kesempatan, terutama setelah PKS memberi mandat untuk maju sebagai calon tunggal. Baginya, amanah partai untuk menjadi calon utama merupakan tanggung jawab besar yang harus dijalankan dengan maksimal.
Disebutkan, di tengah persiapan pencalonannya, Amri terus mencari pasangan yang tepat hingga muncul sosok Rahman Bando, seorang birokrat yang dikenal luas di kalangan pemerintahan, dan menjadi pilihan yang ia anggap paling cocok.
Menurut Amri, memilih seorang wakil dari kalangan birokrat adalah keputusan strategis. Makassar sebagai kota besar memerlukan kepemimpinan yang paham betul tentang bagaimana birokrasi berjalan dan bagaimana tata kelola pemerintahan dapat ditingkatkan.
Dengan pengalaman Rahman Bando di pemerintahan, Amri yakin bahwa mereka bisa membawa perubahan yang nyata di Makassar.
“Jadi ini calon satu ini amanah. Itulah yang membuat kita berusaha memaksimalkan (untuk menang). Calon satu ini sudah jalan Tuhan, bukaan hanya itu saja tapi dinamika mencari calon ini pun juga saya rasakan sudah jalan Tuhan karena sejak awal target saya memang kebetulan saya pak Rahman Bando ini. Saya membangun komunikasi tiga bulan tapi tidak pernah ketemu. Saya bicara dengan beliau itu tidak pernah membicarakan calon satu, calon dua, pokoknya kita bagaimana caranya berpasangan begitu,” kata dia.
“Saya spill sedikit, sebenarnya sebelum putusan (MK) itu keluar, paginya saya sudah deal dengan salah satu paslon, hampir pasti. Sorenya itu dapat kabar MK, dan konsultasi ke tim hukum DPP PKS dan saya mendapatkan jawaban bisa mengusung sendiri,” sambung Amri.
Maju bersama Rahman Bando, Amri mengaku banyak kesamaan utamanya dalam visi dan misi tentang masa depan Makassar. Tidak hanya ingin menjadikan kota ini sebagai pusat ekonomi dan bisnis di Indonesia Timur, tetapi juga sebagai kota yang nyaman untuk ditinggali.
Salah satu visi utamanya adalah menciptakan ruang-ruang hijau di tengah kota, yang ia sebut sebagai city forest. Amri bercita-cita membangun hutan kota yang bisa menjadi paru-paru bagi Makassar, memberikan ruang bagi warganya untuk berkumpul, bersantai, dan menikmati suasana alam tanpa harus jauh dari pusat kota.
Adapun keinginan Amri untuk menciptakan ruang hijau ini tidak lepas dari isu lingkungan yang semakin mendesak. Polusi udara dan emisi karbon menjadi perhatian serius bagi banyak kota besar, termasuk Makassar. Amri ingin memberikan solusi dengan menghadirkan lebih banyak taman, ruang terbuka hijau, dan ruang pergelaran budaya di kota ini.