“Untuk menjadi kemasan oleh-oleh khas maka ibu-ibu dilatih terampil untuk membuat kemasan produk dari daun nipah. Hal ini dimaksudkan agar masyarakat arif memanfaatkan sumber daya alam lokal untuk kelestarian alam dengan tidak menggunakan plastic sebagai kemasan oleh-oleh,” sambungnya.
Selain menarik tampilannya, umumnya pembeli juga tertarik dengan oleh-oleh khas yang berbasis kearifan lokal. Apalagi, Desa Wisata Rammang-Rammang merupakan desa wisata yang dilindungi oleh UNESCO karena keindahan alamnya, yaitu batu karst dan sungai-sungai yang ditumbuhi nipah, sehingga penting bagi masyarakat untuk memanfaatkan dan melindungi desa mereka.
Kegiatan pelatihan dilaksanakan di Gua Café Rammang-Rammang dan diikuti oleh 25 orang yang terdiri dari kelompok ibu-ibu POKDARWIS, remaja sadar wisata, serta mahasiswa pendamping MBKM.
Di akhir pelatihan, tim PKM mengadakan evaluasi kegiatan dengan uji coba kemampuan ibu-ibu dalam membuat Juku Kambu dan kemasan oleh-oleh khas dari daun nipah, serta melatih mereka untuk mengaplikasikan teknologi penunjang kegiatan.
Hasil evaluasi menunjukkan antusiasme yang sangat tinggi dari ibu-ibu untuk melanjutkan usaha pembuatan Juku Kambu, dan mereka terlihat mahir dalam proses produksi. Di akhir kegiatan, tim memberikan hadiah berupa peralatan produksi, sehingga mereka dapat mengembangkan usaha guna menunjang Desa Wisata Rammang-Rammang menuju Desa Wisata Mandiri yang berkearifan lokal. (Hikma)