Setahun Tentara Israel Lakukan Genosida ke Gaza, 41.870 Warga Palestina Terbunuh

  • Bagikan
TERUSIR DARI KAMPUNG HALAMAN: Warga Jabalia tiba di Kota Gaza kemarin. Mereka terpaksa mengungsi setelah militer Israel mengancam menghancurkan Jabalia. (AFP)

BACAPESAN – Setahun sudah berlalu sejak agresi militer Israel ke Gaza, Palestina. Hingga kini, belum ada tanda-tanda kekejian Israel bakal mereda.

Genosida masih berlanjut. Namun, di tengah keterbatasan, semangat perlawanan para pejuang Palestina tidak surut.

Hingga hari ini, sudah lebih dari 41.800 warga Gaza terbunuh. Sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak. Bukan hanya itu, lebih dari 96.800 orang terluka. Ribuan rumah luluh lantak dihajar rudal-rudal Israel. Warga Gaza harus mengungsi dari satu lokasi ke lokasi lain. Mereka kini kelaparan karena pasokan bantuan dihambat militer Zionis. Ironisnya, Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) tak juga mengeluarkan sikap yang bulat.

Israel berdalih bahwa agresi militer itu merupakan aksi balasan atas serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 lalu. Pengamat Timur Tengah Hasibullah Satrawi mengatakan, jika ditarik pada 7 Oktober 2023, Israel memang punya hak untuk membela diri. ’’Karena memang faktanya Hamas yang melakukan serangan pada 7 Oktober itu, walaupun kalau ditarik jauh ke belakang lagi, ya memang ini penjajahan (Israel ke Palestina, Red),” ujarnya kemarin.

Namun, lanjut dia, yang dilakukan Israel kepada Hamas, Hizbullah, dan Iran sudah masuk pada kategori yang tidak bisa dianggap sebagai bentuk membela diri. Tapi, sebuah agresi. Bahkan, ini merupakan politik pelaparan. Yakni, membuat orang lain lapar dengan tujuan-tujuan politik. ’’Ini namanya kejahatan atas kemanusiaan,” sambungnya.

Setahun terakhir, kekejaman Israel mendapat perhatian dunia. Banyak masyarakat dan negara-negara di dunia bergerak membela Palestina. Bahkan, sikap negara-negara Eropa seperti Norwegia hingga Spanyol pun berubah. Mereka yang awalnya pro-Israel kini berubah membela Palestina.

Sayangnya, DK PBB seolah tak bertaji. Suara negara-negara ini tidak menjadi sikap resmi atas nama PBB.

Di sisi lain, Israel seolah tak ambil pusing dengan teguran negara-negara dunia. Militer Israel bahkan mengaku tengah mempersiapkan balasan atas serangan Iran menjelang peringatan 7 Oktober.

Tanda-tanda pembalasan Israel terhadap Iran muncul ketika Presiden Prancis Emmanuel Macron menyerukan embargo internasional terhadap pengiriman senjata ke Israel. Prancis telah menyatakan tak akan mengirimkan senjata apa pun ke Israel. ’’Saya pikir saat ini prioritasnya adalah kita kembali ke solusi politik, bahwa kita berhenti mengirimkan senjata untuk berperang di Gaza,” ujar Macron kepada lembaga penyiaran France Inter. (JP)

  • Bagikan

Exit mobile version